UNSUR
HARA ESENSIAL UNTUK PERKEMBANGAN TUMBUHAN
RIMA MELATI (1310421092)
KELOMPOK 3 A (Kelas C)
Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang
ABSTRAK
Tumbuhan memerlukan hara mineral untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Unsur-unsur hara mineral terutama zat
organik diperoleh tumbuhan dari dalam tanah (medium tumbuhanya) yang masuk
bersama air kedalam tumbuhan melalui akar.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor
eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Praktikum ini dilakukan pada
tanggal 9 Maret 2015, di laboratorium fisiologi tumbuhan, universitas andalas,
padang. Praktikum ini dilakukan
dengan percobaan,
yaitu percobaan pengaruh unsur hara esensial terhadap
pertumbuhan tanaman untuk meniliti pengaruh defisiensi unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kekekurangan unsur hara yang dibutuhkan pada tanaman Oriza sativa. Hasil pengamatan tanaman akan
memperllihatkan gejala yang berbeda jika kekurangan unsur hara essensial. Data juga menunjukan batas toleransi
tumbuhan terhadap jumlah
unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.
Kata kunci :Unsur hara esensial,
pertumbuhan tanaman, konsentrasi garam.
PENDAHULUAN
Tanaman memerlukan makanan seperti
pada hewan, macam – macam variasi tanaman yang mana tanaman dimanapun berada
memiliki kandungan makanan yang sama, seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
Bagi tanaman zat hara, juga terdiri dari air dan oksigen, hanya merupakan bahan
baku untuk pembentukan makanan. Makanan selalu mengandung energi sedangkan
mineral tidak mengandung energi. Dengan demikian maka hara yang sendiri
bukanlah makanan. Tanaman menyerap senyawa anorganik untuk membentuk senyawa
organic yang komplek seperti halnya karbohidrat, protein dan lemak
(Darmawan,1992).
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang berasal
dari luar atau lingkungan, dimana tanaman hidup yang termasuk kedalamnya antara lain yaitu suhu,
cahaya, air, kelembaban dan unsur hara yang tersedia, serta batuan mekanik.
Sedangkan faktor internal yang berasal dari dalam tubuh tanaman itu sendiri yaitu
hormone dan enzim yang merupakan derivate protein (Buchman and Brandy,1982).
Unsur
hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan
merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara
mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part
per million dari berat keringnya). Unsur-unsur yang utama dibutuhkan oleh
tumbuhan disebut sebagai unsur hara esensial bagi tumbuhan. Secara universal,
unsur esensial tersebut meliputi C, H, O (dari udara dan air), N, P,
Cuntuk S, Fe, Mn, Zn, Cu, Cl dan Mc.
Unsur lain yang essensial bagi tanaman adalah B, Co, Na, Rb, U, Sa, Se dan Al,
terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi ( Agustina, 1990 ).
Suatu
unsur dikatakan essensial bagi suatu tumbuhan karena fungsinya digolongkan
kedalam dua kelompok yaitu yang berperan dalam struktur suatu senyawa yang
penting dan yang berperan dalam mengaktifkan enzim. Karbon, oksigen dan hirogen
merupakan unsur yang paling dikenal yang mempunyai kedua fungsi tersebut,
demikian pula dengan nitrogen dan belerang ditemukan dalam enzim. Semua unsur
yang larut, baik yang bebas maupun yang terikat dalam struktur senyawa
essensial mempunyai fungsi lain dengan ikut menentukan potensial osmotik (
Salisbury and Ross, 1995 ).
Kriteria suatu unsur digolongkan
sebagai unsur essensial osmotik menurut Filter (1991) adalah sebagai berikut :
(1) apabila unsure tersebut dibuang, pertumbuhan tanaman terhambat. (2) apabila
unsur tersebut disuplai kembali, pertumbuhan kembali proporsional dengan
sejumlah unsur yang disuplai tersebut. (3) apabila pertumbuhan sangat
terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan) tampak. (4) tidak adanya
suplai nutrisi mengakibatkan siklus hidupnya tidk sempurna. (5) fungsi biokimia
secara spesifik pada unsure tersebut harus ada fungsinya tidak dapat sepenuhnya
diganti oleh unsur lainnya ( Agustina, 1990 ). Menurut Dwidjoseputro (1992),
sebagian besar tubuh tumbuh-tumbuhan terutama disusun oleh tiga unsur utama yaitu
karbon, hidrogen dan oksigen, yang disebut juga sebagai unsure makro.
Berdasarkan
jumlah kebutuhan tanaman terhadap unsur essensial, unsur essensial tersebut
diklasifikasikan atas 2 kelompok besar, yaitu: (1) Unsur makro, unsur ini
ditemukan oleh Sach dan Knop dengan menggunakan kultur larutan. Mereka
menerangkan bahwa unsur Karbon, Hidrogen, Nitrogen, Oksigen, Posfor, Kalium,
Kalsium, Sulfur, Magnesium dan Ferum. (2) Unsur mikro, pertam kali ditemukan
oleh Bertran, bahwa unsur Mangan untuk pertumbuhan normal. Pada tahun 1939,
unsure Mangan, Zinkum, Boron, Cuprum, Maibdenum tela ditemukan pada berbagai
jenis tanaman ( Devlin, 1975 ).
Kelebihan dan
kekurangan unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di
atasnya. Bila kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi,
kekurangan unsur hara makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan
dapat merusak dan meracuni tumbuhan (Treshaw, 1970).
Gejala-gejala
dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut
di dalam tumbuhan. Sebagai contoh defisiensi magnesium, suatu unsur penyusun
klorofil, menyebabkan penguningan daun atau klorosis meskipun klorofil tidak
mengandung besi, karena logam ini diperlukan sebagai suatu kofaktor pada salah
satu dari beberapa tahapan dalam sintesis klorofil (Campbell dan Reece, 2003).
Gejala
defisiensi mineral tidak saja bergantung pada peranan nutrien tersebut dalam
tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitasnya di dalam tumbuhan tersebut. Jika
suatu nutrien bergerak agak bebas dari suatu bagian tumbuhan ke bagian lain,
gejala defisiensi pertama kali muncul pada organ yang lebih tua. Hal ini karena
jaringan-jaringan muda yang masih tumbuh memiliki daya tarik yang lebih kuat
dibandingkan dengan jaringan tua untuk menarik nutrien yang jumlahnya kurang
(Haryadi 1988).
Serapan hara
bersifat akumulatif, konsentrasi di dalam sel dapat menjadi jauh lebih rendah
dibandingkan konsentrasi pada larutan di luar sel. Penyerapan hara pada waktu
yang lama akan menyebabkan konsentrasi di dalam sel jauh lebih tinggi disebut
sebagai akumulasi hara. Konsentrasi kalium di dalam jaringan tanaman dapat
mencapai 25 mM, sedangkan di dalam larutan tanah umumnya konsentrasi
kaliumsekitar 250 (Lakitan, 1993).
Kandungan
unsur hara dalam tumbuhan dihitung berdasarkan total beratnya per satuan berat
bahan kering tumbuhan. Jumlah kebutuhan tumbuhan untuk masing-masing
unsur hara berbeda-beda. Jumlah kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan
tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, maka
tumbuhan tanaman akan terhambat. Batas konsentrasi unsur hara dalam jaringan
tumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan tertekan sebesar 10 % dari pertumbuhan
maksimum disebut batas kritis bagi unsur hara tersebut. Suatu tumbuhan
dikatakan kekurangan unsur hara tertentu jika pertumbuhan terhambat yakni hanya
mencapai 80 % dari pertumbuhan maksimum, walaupun semua unsur hara essensial
lainnya tersedia (Lakitan, 2007).
Unsur hara akan diserap secara difusi jika konsentrasi di luar sitosol
(pada dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi dari pada konsentrasi
konsentrasi di dalam sitosol. Proses difusi dapat berlangsung karena
konsentrasi beberapa ion di dalam sitosol dipertahankan untuk tetap rendah,
karena begitu ion-ion tersebut masuk ke dalam sitosol akan segera dikonversi ke
bentuk lain, misalnya NO3- akan direduksi menjadi NH4+
yang selanjutnya akan digunakan dalam sintesis asam amino dan selanjutnya
protein. Sedangkan H2PO4 dikonversi menjadi gula fosfat,
nukleotida, RNA, atau DNA. Dengan demikian konsentrasi ketiga anion ini dalam
sitosol cenderung tetap rendah dan menyebabakan proses difusi dapat terus berlangsung (Campbell dan Reece, 2003).
Jika jaringan tumbuhan mengandung unsur hara tertentu dengan konsentrasi
yang lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan, maka kondisi ini dikatakan
tumbuhan dalam konsumsi mewah. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara
esensial dapat menyebabkan keracunan bagi tumbuhan. Jadi bukan hanya logam
berat yang dapat meracuni tumbuhan (Gardner, 1991).
Kalium (K) tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga
unsur ini tetap menjadi ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai
aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis
dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.
Kalium juga merupakan ion yang berperan da;am mengatur tekanan turgor sel ini,
peran yang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Darmawan,
1992).
Gejala yang ditampakkan tanaman akibat kekurangan unsur hara tidak sama.
Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung pada jenis tanaman, tingkat
keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu tanaman dapat
mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan,
sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada
dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada dua hal yaitu fungsi dari
unsur hara tersebut, dan kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan dari
daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk di translokasikan
tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut
di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh
floem (Wityanara, S.S.A. 1988).
Hidroponik
(teknik kultur air) adalah merupakan cara memelihara tanaman dalam suatu
larutan yang mengandung unsur-unsur (dalam bentuk garam-garam mineral) yang
dibutuhkan tanaman. Metoda ini digunakan untuk mempelajari gejala-gejala
kekurangan unsur hara pada berbagai jenis tanaman, menentukan essensial suatu
unsur bagi tanaman. Dari sekian banyak unsur mineral yang terdapat di alam,
hanya beberapa unsur saja yang merupakan unsur penting atau essensial. Dimana
apabila salah satu unsur tersebut tidak ada maka tanaman akan memperlihatkan
gejala difesiensi. Unsur makro yang dibutuhkan
yaitu C, H, O, N, P,K ca, S dan mg, unsur ini dibutuhkan dalam jumlah
yang relatif kecil, seperti Fe, Mo, B, Cu, Mn, dan Zn. Untuk memudahkan
pembuatan larutan hara, garam-garam yang mengandung unsur makro disediakan
dalam bentuk larutan garam tunggal sebagai larutan baku, sedangkan unsur mikro
( kecuali Fe) disediakan dalam bentuk campuran. Dari keterangan ini dapat
menjadi latar belakang dari praktikum yang akan dilakukan (Dwijoseputro, 1992).
Tanaman memerlukan makanan seperti
halnya pada hewan, macam-macam variasi tanaman yang ada dan dimanapun
keberadaannya memiliki kandungan makanan yang sama, misalnya karbohidrat,
protein dan lemak. Bagi tanaman zat hara yang juga terdiri dari air (H2O)
dan CO2 hanya merupakan bahan baku untuk pembentukan bahan makanan.
Bahan makanan selalu mengandung energi yang dapat membantu proses kegiatan
tubuh tanaman, sedangkan mineral tidak mengandung energi. Dengan demikian hara
itu sendiri bukan merupakan makanan. Tanaman menyerap senyawa-senyawa anorganik
untuk membentuk senyawa-senyawa organik yang kompleks seperti halnya
karbohidrat, protein dan juga lemak atau lipid tersebut (Darmawan, 1992).
Karena fungsinya tergolong kedalam
dua kelompok yakni berperan dalam suatu struktur senyawa yang penting dan yang
berperan dalam mengaktifkan enzim tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua
fungsi ini, maka beberapa unsur menjadi bagian dari struktur essensial dan juga
membantu untuk menganalisa reaksi kimia yang dapat juga disertai oleh peranan
enzim tersebut. Unsur essensial hara diperlukan oleh rumput dan juga gangang, namun tidak diperlukan oleh tanaman
lain, sehingga tidak termasuk dalam unsur hara yang essensial yang dibutuhkan
dalam jumlah yang besar bagi tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995).
Pentingnya zat hara bagi tanaman,
antara lain dapat membentuk molekul-molekul atau bagian-bagian penting dari
tanaman seperti magnesium pada khlorophyl dan sebagainya, membentuk tekanan
osmotik (dalam bentuk larutan), dapat mengatur derajat keasaman (pH) dalam sel,
(dimana dapat mengurangi C2 dengan mengurangi permeabilitas dari
membran tersebut, membentuk beberapa zat hara dalam jumlah berlebihan atau
besar dapat merupakan racun bagi beberapa tanaman seperti unsur Cu, Zn, Fe dan
sebagainya, juga merupakan bagian dari enzim yang berperan sebagai katalisator
dalam berbagai reaksi biokimia (Darmawan, 1992).
Penyediaan hara dari tanah adalah sangat kompleks, walau jika sistem itu
dibatasi untuk suatu akar tunggal dalam volume tanah yang besra. Untuk sistem
akar ganda situasinya sekarang mulai terungkap. Dalam pengertian revolusioner
tanaman harus juga memberikan tanggapan terhadap cara dimana variasi dalam
penyediaan itu terkontrol dari hal ini dapat dilihat baik dalam dimensi ruang dan
waktu (Campbell
dan Reece, 2003).
Untuk tumbuh dengan baik , tanaman
memerlukan zat hara essensial makro yang terpenting dalam jumlah yang banyak
dan zat hara unsur mikro dalam jumlah yang
sangat sedikit, suatu zat hara disebut essensial apabila memenuhi
syarat-syarat sebagi berikut dimana tanpa zat hara tersebut tidak dapat
digantikan oleh hara lainnya, syarat-syarat tersebut harus berlaku bagi semua
jenis tanaman yang ada (Darmawan,1992).
Adapun tujuan praktikum ini yaitu
untuk untuk meneliti pengaruh kekurangan
unsurhara yng dibutuhkn oleh tanaman.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum unsur hara
esensial untuk perkemabngan tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9
Maret 2015, yang bertempat di laboratorium teaching IV, jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas andalas, padang. Adapun alat yang
digunakan untuk pratikum ini adalah 10 gelas aqua plastik, gelas ukur,
pH-meter, kapas, kertas label, pinset penggaris, penutup dan pasir. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah kecambah Oriza
sativa berumur 7 hari, larutan baku unsur-unsur hara, air destilata,
larutan NaCl dengan konsentrasi 0,00, 0,05, 0,03, 0,2 dan 0,1 M. Dalam praktikum ini percobaan yang
dilakukan, antara lain:
Pengaruh unsur hara esensial terhadap
pertumbuhan tanaman
Diisi botol
dengan pasir kemudian ditandai botol-botol tersebut dengan label : Lengkap,
-Mikro, -Ca, -Mg, -N dan –S, -K, -P, -Fe1, -Fe2, Lalu botol-botol tersebut diisi dengan pasir
dan unsur hara masing-masing 50 ml. Setelah itu kecambah kangkung ditanam pada
botol yang berisi pasir. Apabila telah selesai, selanjutnya tanaman diperiksa
setiap 2 hari dan ditambahkan air destilata apabila air dalam botol berkurang.
Setelah 2 hari keadaan kecambah
diperiksa. Dicatat gejala-gejala yang tidak normal dan untuk kecambah yang mati
jangan lupa dibuang. Pengamatan ini dilakukan selama 4 minggu dan diamati tiap
sekali dua hari dan setiap dicatat panjang akar, batang dan jumlah daun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
Tabel
1. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke -1
Tanggal
|
Pengukuran (cm)
|
Lengkap
|
N
|
P
|
K
|
Hara Mikro
|
Fe2
|
S
|
Ca
|
Mg
|
9/03/15
|
Tinggi tanaman
|
7,2
|
8,9
|
5,1
|
7,1
|
7,3
|
3,5
|
7,3
|
6
|
7,5
|
panjang daun
|
5,7
|
5,7
|
5,2
|
4
|
3
|
4,2
|
7,3
|
4,3
|
5
|
|
jumlah daun
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Dari hasil
pengukuran didapatkan panjang masing-masing tanaman
Oryza sativa sebelum diberi perlakuan.daritabel
dapat dlihat bahwa tananman Oryza sativa
memiliki panjang yang bervariasi. Tetapi panjang tanaman ini memiliki panjang
yang tidak jauh berbeda. Jumlah daun dari tanaman ini juga memiliki julah yang
seragam yaitu 1 lembar daun. Panjang tanaman ini juga bervariasi dari panjang
daun yang berukuran 3 cm -7,3 cm. Tujuan dilakukan pengukuran pada tanaman Oryza sativa yaitu untuk membandingkan
pertumbuhan antara tanaman yang cukup akan unsur hara dengan tanaman dengan
kekurangan unsur hara.
Menurut Lakitan (1993), gejala yang ditampakkan tanaman akibat
kekurangan unsur hara tidak sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung
pada jenis tanaman, tingkat keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman.
Selain itu tanaman dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada
saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi
lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada dua
hal yaitu fungsi dari unsur hara tersebut, dan kemudahan suatu unsur hara untuk
ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk
di translokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia
dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat
masuk ke dalam pembuluh floem.
Tabel
2. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 4
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
|
Sp 1
|
15,3 cm
|
13
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
12,5 cm
|
10
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
10,5 cm
|
8
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
10,5 cm
|
9
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
12,5 cm
|
9,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
11,5 cm
|
9
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
13 cm
|
11,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14 cm
|
12
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
9,5 cm
|
7
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
13
|
10
|
2
|
Tanaman Segar
|
|
Sp 1
|
8,5
|
7
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
11
|
8
|
2
|
Tanaman Segar
|
|
Sp 1
|
15,2
|
13
|
2
|
Segar
|
|
Sp 2
|
13
|
11
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
15,5
|
12
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
13,5
|
11
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
13
|
10
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14
|
11,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
12
|
9,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
10,5
|
8,5
|
2
|
Tanaman Segar
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh hasil sepert pada table 2. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap
tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun,
kondisi tanaman juga masih segar, dan daun tanaman masih berwarna hijau, hal
ini berarti tanaman masih melakukan metabolisme atau berfotosintesis, sehingga
dapat menghasilkan energi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hari ke 4 ini
unsur hara yang diberikan pada tanaman tersebut belum memberikan pengaruh
terhadap proses metabolisme pada tumbuhan
Oryza sativa. Jika
ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman,
maka tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini
dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun terhambat (kerdil) dan
khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala yang ditunjukkan
tanaman ini dapat menjadi petunjuk dari fungsi hara itu (Lakitan, 1993).
Tabel
3. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 6
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
|
Sp 1
|
16,5 cm
|
14,5
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14 cm
|
11,3
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
11 cm
|
12,6
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
11
|
12,3
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
13
|
10,2
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
12 cm
|
13,8
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
14 cm
|
12,5
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14,5 cm
|
12,6
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
14 cm
|
5,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14,5
|
4,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
10,5
|
15,6
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14
|
13,7
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
9
|
11,3
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
11,5
|
10,5
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
15,7
|
14,6
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
13,5
|
10,9
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
16
|
12,5
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
14
|
13,8
|
3
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 1
|
12,5
|
14,7
|
2
|
Tanaman Masih Segar
|
|
Sp 2
|
12,5
|
8,8
|
2
|
Tanaman Segar
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh hasil sepert pada table 3. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata
setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah
daun, namun ada beberapa pada tanaman
yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang
mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut. Kondisi tanaman juga masih
segar, dan daun tanaman masih berwarna hijau.
Hal ini berarti tanaman sebagian besar
masih melakukan metabolisme atau berfotosintesis, tetapi ada beberapa tanaman
yang mulai tergaanngu metebolismenya sehingga ada tanaman yang tidak mengalami
pertambahan daun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hari ke 6 ini unsur
hara yang diberikan pada tanamna tersebut sudah memberikan pengaruh terhadap
proses metabolism pada tumbuhan Oryza
sativa, meskipun tidak terjadi pada semua tumbuhan
yang diberikan
unsur hara hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan
Ross (1995), yang menyatakan bahwa tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan dari
unsur essensial dengan menujukan gejala yang khas. Gejala-gejala yang terlihat
meliputi pertumbuhan dengan terhambatnya pertumbuhan karena pertumbuhan akar,
batang dan daun serta kloroplast yang
mengalami nekrosis dan klorosis pada berbagai organ pada tanaman atau tumbuhan.
Gejala yang khas sering membantu untuk mengetahui fungsi suatu unsur pada
tanaman, dan pengetahuan akan gejala ini membantu dalam melestarikan serta
memastikan bagaimana serta kapan harus memupuk tanamannya. Untuk mempermudah
pembuatan larutan hara mengandung berbagai unsur, contohnya garam-garam yang
mengandung unsur makro yang biasanya disediakan dalam bentuk garam tunggal sebagai larutan yang
baku. Sedangkan untuk unsur yang mikro (kecuali Fe) disediakan dalam bentuk
campuran yang terdiri dari garam-garam yang mengandung unsur hara makrro
Tabel
4. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 8
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
-K
|
Sp 1
|
17,1 cm
|
14,1
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
15,5 cm
|
11,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Mg
|
Sp 1
|
17,3 cm
|
12,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16 cm
|
12
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-P
|
Sp 1
|
13,6 cm
|
11
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
17,3 cm
|
13,6
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Ca
|
Sp 1
|
16,5 cm
|
12,8
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
15,9 cm
|
12,3
|
2
|
Subur, daun menghijau
|
-N
|
Sp 1
|
8,7 cm
|
4,7
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
19,4
|
14
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe2
|
Sp 1
|
17,5
|
14,9
|
3
|
Daun pertama menguning
|
|
Sp 2
|
18,5
|
13,7
|
2
|
Daun pertama mati
|
-S
|
Sp 1
|
15
|
11
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
14
|
10
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe1
|
Sp 1
|
16,1
|
12,5
|
3
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
18,5
|
14
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Lengkap
|
Sp 1
|
15,4
|
10,5
|
2
|
Daun pertama mati
|
|
Sp 2
|
15,4
|
12
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Hara mikro
|
Sp 1
|
18,6
|
14,1
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
19,8
|
14,8
|
2
|
Daun pertama menguning
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh hasil sepert pada table 4. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata
setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah
daun, namun ada beberapa pada tanaman
yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang
mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut, dana da juga pada beberpa
tanaman yang daunnya mulai menguning. Hal ini dapat disebabkan karena tanaman Oryza sativa sudah teerganngu proses metabolisme
karena kekurangan unsur. Dapat dilihat pada tabel bahwa tanaman yang diberikan
–S, -Ca, -Hara mikro pada daunnya sudah
sedikit menguning, karena kekurangan unsur hara tersebut.
Menurut Campbell
dan Reece (2003), gejala defisiensi lain yang ditemukan adalah timbul
bintik-bintik kuning pada daunnya yaitu pada perlakuan dengan unsur hara –Hara mikro. Gejala ini
disebabkan karena tanaman kekurangan unsur hara secara umum dan gejala-gejala dari suatu defisiensi
mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut di dalam tumbuhan.
Sebagai contoh defisiensi magnesium, suatu unsur penyusun klorofil, menyebabkan
penguningan daun atau klorosis meskipun klorofil tidak mengandung besi, karena
logam ini diperlukan sebagai suatu kofaktor pada salah satu dari beberapa tahapan
dalam sintesis klorofil.
Tabel
5. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 10
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
-K
|
Sp 1
|
18,7 cm
|
13,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
15,9 cm
|
11,8
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Mg
|
Sp 1
|
16,8 cm
|
12
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16 cm
|
11,9
|
3
|
Subur, daun hijau
|
-P
|
Sp 1
|
12,6 cm
|
9,5
|
3
|
Subur, daun
menghijau
|
|
Sp 2
|
17,4 cm
|
13,3
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Ca
|
Sp 1
|
15,9 cm
|
12,1
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
15,4 cm
|
12,5
|
2
|
Subur, daun menghijau
|
-N
|
Sp 1
|
9,5 cm
|
5
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
9,7
|
4,2
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe2
|
Sp 1
|
20,7
|
15,3
|
3
|
Daun pertama menguning
|
|
Sp 2
|
18,5
|
13,5
|
2
|
Daun pertama mati
|
-S
|
Sp 1
|
14,8
|
10,8
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
14,3
|
9,9
|
2
|
Daun menguning
|
-Fe1
|
Sp 1
|
17,4
|
12,5
|
3
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
18,8
|
14
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Lengkap
|
Sp 1
|
15,6
|
10,4
|
2
|
Daun pertama mati
|
|
Sp 2
|
16,9
|
12,3
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Hara mikro
|
Sp 1
|
18,1
|
13,1
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
19,9
|
14,5
|
2
|
Daun pertama menguning
|
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh hasil sepert pada table 5. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata
setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah
daun, namun ada beberapa pada tanaman
yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang
mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut, dan ada juga pada beberpa
tanaman yang daunnya mulai menguning. Hal ini dapat disebabkan karena tanaman Oryza sativa sudah terganngu proses metabolisme
karena kekurangan unsur hara. Tanaman akan tumbuh dengan subur dan baik apabila
terpenuhi kebutuhan zat hara dan tidak dapat tumbuh dengan baik jika salah satu
unsur esensial yang dibutuhkan tidak mencukupi.
Menurut Treshaw (1970), kelebihan dan kekurangan
unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di atasnya. Bila
kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi, kekurangan unsur hara
makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan dapat merusak dan meracuni
tumbuhan.
Tumbuhan yang kahat fosfor menjadi
kerdil dan berwarna hijau tua, berlawanan dengan tumbuhan yang kahat nitrogen.
Pigmen antosianin kadang menumpuk. Daun tua berwarna coklat tua saat mati.
Kematangan sering tertunda bila dibandingkan dengan tumbuhan yang cukup fosfat.
Pada banyak spesies terdapat hubungan yang erat antara fosfor dan nitrogen
dalam proses pematangan; kelebihan nitrogen menunda, sedangkan terlalu banyak
fosfor mempercepat pematangan. Jika fosfor diberikan berlebih, pertumbuhan akar
sering melebihi pertumbuhan tajuk. Ini menyebabkan nisbah tajuk-akar rendah,
berlawanan dengan akibat kelebihan nitrogen (Lakitan, 1993).
Tabel
6. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 12
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
-K
|
Sp 1
|
19,5 cm
|
14
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16,3 cm
|
12
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Mg
|
Sp 1
|
17 cm
|
12,3
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16,4 cm
|
12,1
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-P
|
Sp 1
|
13,5 cm
|
10
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
18,1 cm
|
13,7
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Ca
|
Sp 1
|
15,9 cm
|
12,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16,6 cm
|
12,5
|
2
|
Subur, daun menghijau
|
-N
|
Sp 1
|
10 cm
|
5,2
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
9,9
|
4,3
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe2
|
Sp 1
|
21,2
|
15,5
|
3
|
Daun pertama menguning
|
|
Sp 2
|
18,8
|
13,6
|
2
|
Daun pertama mati
|
-S
|
Sp 1
|
15,4
|
11,1
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
14,8
|
10,2
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe1
|
Sp 1
|
17,8
|
12,7
|
3
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe1
|
Sp 2
|
19,2
|
14,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Lengkap
|
Sp 1
|
16
|
10,7
|
2
|
Daun pertama mati
|
|
Sp 2
|
17,3
|
12,4
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Hara mikro
|
Sp 1
|
18,4
|
13,6
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
20,2
|
14,6
|
2
|
Daun pertama menguning
|
Dari pengamatan yang telah dilakukan
diperoleh hasil sepert pada table 6. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata
setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah
daun, namun ada beberapa pada tanaman
yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang
daunnya menguning dan ada juga tanaman yang tumbuh dengan subur.
Pada dapat dilihat pertumbuhan tanaman
akan lambat tanpa nitrogen (N), karena dalam nitrogen terdapat demikian banyak
senyawa penting. Tumbuhan yang mengandung cukup nitrogen untuk sekadar tumbuh
saja akan menunjukkan gejala kekahatan, yakni klorosis bisa terutama pada daun
tua. Pada kasus yang parah, daun menjadi kuning seluruhnya lalu agak kecoklatan
saat mati. Biasanya, daun gugur pada fase kuning atau kuning kecoklatan. Daun
muda tetap hijau lebih lama karena mereka mendapatkan nitrogen larut yang
berasal dari daun tua (Salisbury and Ross, 1995).
Menurut Lakitan
(1993), daun yang menguning diakibatkan oleh
kurangnya unsur Mg yang merupakan unsur penyusun klorofil. Dengan
tidak adanya unsur Mg yang didapatkan oleh suatu tanaman, maka klorofil pada
daun akan sedikit terbentuk sehingga daun yang pada awalnya berwarna hijau
berubah menjadi kuning. Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari
jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya
secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada
pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar,
batang, atau daun terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai
organ tanaman. Gejala yang ditunjukkan tanaman ini dapat menjadi petunjuk dari
fungsi hara itu Selain itu, batang tanaman tersebut juga kurus dan kerdil.
Kekerdilan ini disebabkan karena tanaman tersebut tidak dapat berfotosintesis
dengan baik akibat kurangnya klorofil pada daun.
Menurut Salisbury
dan Ross (1995), tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan unsur essensial dengan
menunjukkan gejala kekahatan yang khas. Gejala yang terlihat biasanya
terhambatnya pertumbuhan akar, batang, daun, serta klorosis, atau nekrosis pada
berbagai organ.
Tabel
7. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 14
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
-K
|
Sp 1
|
19,2 cm
|
14,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16,8 cm
|
11,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Mg
|
Sp 1
|
18,4 cm
|
12,6
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
17 cm
|
12,3
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-P
|
Sp 1
|
13,9 cm
|
10,2
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
18,6 cm
|
13,8
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
-Ca
|
Sp 1
|
16,4 cm
|
12,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
16,8 cm
|
12,6
|
2
|
Subur, daun menghijau
|
-N
|
Sp 1
|
10,4 cm
|
5,5
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
10,2
|
4,5
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe2
|
Sp 1
|
21,1
|
15,6
|
3
|
Daun pertama menguning
|
|
Sp 2
|
18,2
|
13,7
|
2
|
Daun pertama mati
|
-S
|
Sp 1
|
16,2
|
11,3
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
15,7
|
10,5
|
2
|
Daun sedikit menguning
|
-Fe1
|
Sp 1
|
17,7
|
12,8
|
3
|
Daun sedikit menguning
|
|
Sp 2
|
20,1
|
14,6
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Lengkap
|
Sp 1
|
16
|
10,9
|
2
|
Daun pertama mati
|
|
Sp 2
|
17, 4
|
12,5
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
Hara mikro
|
Sp 1
|
18,8
|
13,8
|
3
|
Subur, daun menghijau
|
|
Sp 2
|
20,4
|
14,7
|
2
|
Daun pertama menguning
|
Dari
pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 7 bahwa pada beberapa tanaman ada yang
mengalami gangguan metabolism dengan menunjukkan gejala daun yang mulai
menguning dan ada juga tumbuhan yang daunnya masih berwarna hijaun yang
menandakan tumbuhan tersebut masih bisa melakukan proses fotosintesis.
Dapat
dilihat pada tabel, tanaman yang diberikan unsur hara lengkap pada daun pertama
mati dan pada tanaman yang diberi unsur hara mikro daun masih menguning selain
itu tinggi tanaman juga lebih tinggi tanaman yang diberikan unsut hara mikro
dari pada unsure hara lengkap. Pengamatan
diduga terjadi kesalahan karena tanaman yang –hara mikro memiliki tinggi yang
lebih dibandingkan dengan tanaman yang unsur haranya lengkap. Disini di duga
terjadi kesalahan saat awal praktikum yaitu pada media yang digunakan untuk
menanam. Pasir yang digunakan sebagai media telah memiliki unsur sebelumnya (pasir
masih basah) atau tidak kering sehingga tidak dapat dipastikan unsur yang
diperoleh oleh tumbuhan benar-benar berasal dari perlakuan yang diberikan.
Magnesium (Mg) merupakan bagian
esensial molekul klorofil, maka klorofil tak akan terbentuk tanpa magnesium,
dan hanya sejumlah kecil saja terbentuk bila magnesium berada dalam konsentrasi
terlalu rendah. Klorosis pada daun tua yang terletak lebih rendah terlihat
lebih parah daripada daun muda. Perbedaan ini menggambarkan suatu prinsip
penting bahwa bagian muda dari tumbuhan mempunyai kemampuan mencolok untuk
mengambil hara yang mudah bergerak (mobil) dari bagian yang lebih tua, dan
organ reproduktif bunga serta biji sangat baik dalam proses pengambilan
(Salisbury and Ross, 1995).
Tabel
8. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 30
No
|
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman
|
Panjang Daun
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
-K
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
-Mg
|
Sp 1
|
15,1
|
3
|
10
|
Daun layu
|
|
Sp 2
|
20,7
|
3
|
16
|
Daun layu
|
-P
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
-Ca
|
Sp 1
|
22.2
|
3
|
17
|
Daun layu
|
|
Sp 2
|
17,7
|
3
|
13
|
Daun layu
|
-N
|
Sp 1
|
Mati
|
Mati
|
Mati
|
Mati
|
|
Sp 2
|
18,7
|
3
|
14
|
Ujung daun kuning
|
-Fe2
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
-S
|
Sp 1
|
11,7
|
3
|
7
|
Ujung daun kuning
|
|
Sp 2
|
Mati
|
Mati
|
Mati
|
Mati
|
-Fe1
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
Lengkap
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
20,6
|
4
|
16
|
Dun memutih
|
Hara mikro
|
Sp 1
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
|
Sp 2
|
-
|
-
|
-
|
Mati
|
Dari
pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 8, bahwa pada beberapa tanaman ada yang mengalami
gangguan metabolisme dengan menunjukkan gejala daun yang mulai ujung daun yang
menguning dan ada juga tumbuhan yang layu dan ada juga pada beberapa tanaman Oryza sativa yang mati. Tetapi dari keseluruhan hasil pengamatan yang didapatkan
dapat disimpulkan bahwa rata-rata tanaman mempunyai pertumbuhan yang normal.
Hampir semua tanaman pertumbuhannya cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari
batang, akar, dan daun tanaman yang
setiap harinya mengalami pertambahan ukuran dan jumlah (untuk daun). Pada pengamatan tanaman yang terlihat
jelas mengalami defisiensi adalah tanaman yang dengan hara –N,-K, -P, Fe1,
Fe2 dan -Hara mikro.
Dalam praktikum ini dapat dilihat
bahwa gejala abnormal yang terjadi pada tumbuhan akibat kekurangan unsur hara
adalah daun pada tanaman tersebut akan layu, menguning, keriput lalu mati.
Dalam pengamatan yang kami lakukan hanya beberapa tanaman yang dapat bertahan hidup
dengan kondisi yang tidak normal, seperti daun menguning dan sudah layu
Pada
pengamatan terakhir, tanaman yang
pertumbuhannya normal menunjukkan pertumbuhan yang abnormalterjadi pada hari ke
6. Pada
tanaman yang diberi unsur hara –Hara
mikro dan -K, pada daunnya timbul bintik-bintik kuning yang lebih
banyak dari minggu sebelumnya. Bintik-bintik kuning ini disebabkan karena
tanaman ini kekurangan unsur Hara
mikro dan K. Praktikan
tidak mengetahui secara pasti akibat dari menguning dan berbintilnya daun.
Kelebihan dan
kekurangan unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di
atasnya. Bila kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi,
kekurangan unsur hara makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan
dapat merusak dan meracuni tumbuhan (Treshaw, 1970).
Pada percobaan
yang telah dilakukan, seharusnya didapatkan hasil yang menunjukkan gejala
defisiensi karena setiap tanaman pada percobaan diberi perlakuan dengan
kurangnya unsur hara pada setiap larutannya. Karena unsur-unsur hara esensial
tersebut semuanya mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting bagi
tanaman. Tentu saja unsur-unsur ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Seperti yang
dinyatakan oleh Lakitan (1993), bahwa Magnesium (Mg) merupakan unsur penyusun
khlorofil. Magnesium dijadikan unsur hara essensial yang penting adalah karena
magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapar berfungsi dalam berbagai reaksi.
Kalsium (Ca) berfungsi sebagai pengikat antara molekul-molekul fosfolipida
dengan protein penyusun membran, hal ini menyebabkan membran dapat berfungsi
secara normal pada semua sel. Kalsium juga dapat memacu aktivitas beberapa
enzim dan menghambat aktivitas beberapa enzim. Besi (Fe) berfungsi membawa
elektron dalam proses fotosintesis dan respirasi. Clor (Cl) berfungsi
menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan (Mn)
berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim. Mangan juga merupakan komponen
struktural dari sistem membran khloroplas. Boron (Br) berfungsi dalam proses
sintesis asam nukleat dan berfungsi dalam membran. Seng (Zn) berpartisipasi
dalam pembentukan khlorofil dan pencegahan kerusakan molekul klorofil. Tembaga
(Cu) terdapat pada berbagai enzim protease yang terlibat dalam reaksi oksidasi
dan reduksi. Dan Molibdenum (Mo) berfungsi sebagai bagian dari enzim nitrat
reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi nitrit Kalium (K) berperan sebagai
aktivator dari berbagai enzim yang essensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis
dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati.
Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur tekanan turgor sel ini,
peran yang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata
Namun pada hasil
tidak demikian, pertumbuhan tanaman kebanyakan normal dan tidak menunjukkan
gejala kekahatan yang mencolok. Ini mungkin disebabkan karena adanya faktor
luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu. Tanaman selama dilakukan percobaan
mendapatkan cahaya matahari, air, dan suhu yang cukup untuk melakukan
pertumbuhan.
Menurut Buchman
dan Brandy (1982), Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berasal dari luar atau
lingkungan dimana tanaman hidup, yang termasuk ke dalamnya yaitu suhu, cahaya
matahari, air, kelembaban dan unsur hara yang tersedia serta bantuan mekanik.
Sedangkan faktor internal yang berasal dari tubuh tanaman itu sendiri, yaitu
hormon dan enzim yang merupakan derivat protein.
Dari
hasil yang pengamatan
selama 4 minggu didapatkan dapat dilihat bahwa rata-rata tanaman
mempunyai pertumbuhan yang normal. Hampir semua tanaman pertumbuhannya cukup
baik.Pengukuran akar
dilakukan pada awal dan akhir pengamatan
Hal ini dapat dilihat dari batang, akar, dan daun tanaman tersebut. Pada,
tanaman yang diberi unsur hara Mikro dan mengalami gejala defisiensi kekurangan unsur ini dengan
ciri-ciri mempunyai batang yang kerdil, layu dan mati.
Gejala defisiensi lain yang
ditemukan adalah timbul bintik-bintik kuning pada daunnya yaitu pada perlakuan
dengan unsur hara -Mg.
Gejala ini disebabkan karena tanaman kekurangan unsur hara magnesium.
Gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi
nutrien tersebut di dalam tumbuhanklorofil (Campbell dan Reece, 2003).
Jika
ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman,
maka tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya (Lakitan, 1993).Tumbuhan
menanggapi kurangnya pasokan unsur essensial dengan menunjukkan gejala
kekahatan yang khas. Gejala yang terlihat biasanya terhambatnya pertumbuhan
akar, batang, daun, serta klorosis, atau nekrosis pada berbagai organ
(Salisbury dan Ross, 1995).
Untuk memudahkan pembuatan larutan
hara, garam-garam yang mengandung unsure makro biasanya disediakan dalam bentuk
larutan garam tunggal sebagai larutan baku Unsur hara esensial
sangat diperlukan dalam pertumbuhan
tanaman, fungsi dari unsur esensial yaitu 1) Tidak dapat digantikan oleh unsur
lain, 2) Harus dipenuhi kebutuhannya dalam proses pertumbuhan, 3) Apabila salah
satu dari unsur tersebut tidak ada maka tanaman akan memperlihatkan gejala
defisiensi. Terbagi atas unsur makro dan mikro, unsur-unsur makro yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak, meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, S dan Mg dan
unsur-unsur mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, meliputi Fe, Mo, B, Cu,
Mn dan Zn. (Gardner,1991).
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa
kekurangan unsur kalsium memberikan gejala defisiensi yang lebih cepat
dibanding dengan unsur lainnya. Sebagian besar tanaman kacang putih dari
kelompok kami hidup, tetapi mengalami gejala defisiensi dengan daun mati dan
akarnya berwarna coklat. Tumbuhan
yang kekurangan unsur essensial menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Kekurangan unsur Fe menyebabkan tumbuhan mengalami
klorosis.
Kekurangan unsus N juga menunjukkan gejala defisiensi
salah satunya klorosis dimana menurut percobaan akan menyebabkan daun menjadi kecoklatan kemudian mati.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu yaitu
praktikan diharapkan membawa bahan praktikum yang representatif dan sesuai
dengan objek yang dipraktikumkan. Kemudian lakukan pengamatan sesuai dengan
prosedur kerja. Dan telitilah dalam
melakukan pengamatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Buchman,
H.O and Brandy. 1982. The
Nature and Proportre of Soils. The Mac Mila Company. New York.
Campbell dan Reece.
2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Darmawan, J
dan Baharsyah. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. PT.
Suryandra. Semarang.
Devlin, R. M. 1975. Plant
Physiology Third Edition. Nostrand Company. New York.
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Fitter,
A. H dan R. K. M Hay. 1991. FisiologiLingkunganTanaman. Penerjemah: Sri ArdanidanPurbayanti. GadjahMada University
Press, Yogyakarta
Gardner, F. P. R. Brent pearcedanGoger
L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman
Budidaya, Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Harjadi, S. S dan S. Yahya, 1988. Fisiologi Stres lingkungan. Pau
Bioteknologi IPB Press, Bogor
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lakitan,
Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Salisbury, F. B and
Cleon W, Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung.
Treshaw. 1970. Environment and
Plant Respons. Inc Grow Hill Book Company. New York.
Wityanara,
S.S.A. 1988. Pengaruh Kadar Air Tanah
Tersedia dan Pemupukan Nitrogen terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terigu (Triticum aestivum L.) Varietas IWP72.
Tesis. Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar