Senin, 23 Mei 2016

UNSUR HARA ESENSIAL UNTUK PERKEMBANGAN TUMBUHAN



UNSUR HARA ESENSIAL UNTUK PERKEMBANGAN TUMBUHAN

RIMA MELATI  (1310421092)
KELOMPOK 3 A (Kelas C)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK
Tumbuhan memerlukan hara mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Unsur-unsur hara mineral terutama zat organik diperoleh tumbuhan dari dalam tanah (medium tumbuhanya) yang masuk bersama air kedalam tumbuhan melalui akar.  Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015, di laboratorium fisiologi tumbuhan, universitas andalas, padang. Praktikum ini dilakukan dengan percobaan, yaitu percobaan pengaruh unsur hara esensial terhadap pertumbuhan tanaman untuk meniliti pengaruh defisiensi unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekekurangan unsur hara yang dibutuhkan pada tanaman Oriza sativa. Hasil pengamatan tanaman akan memperllihatkan gejala yang berbeda jika kekurangan unsur hara essensial. Data juga menunjukan batas toleransi tumbuhan terhadap jumlah unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.

Kata kunci :Unsur hara esensial, pertumbuhan tanaman, konsentrasi garam.

PENDAHULUAN

Tanaman memerlukan makanan seperti pada hewan, macam – macam variasi tanaman yang mana tanaman dimanapun berada memiliki kandungan makanan yang sama, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Bagi tanaman zat hara, juga terdiri dari air dan oksigen, hanya merupakan bahan baku untuk pembentukan makanan. Makanan selalu mengandung energi sedangkan mineral tidak mengandung energi. Dengan demikian maka hara yang sendiri bukanlah makanan. Tanaman menyerap senyawa anorganik untuk membentuk senyawa organic yang komplek seperti halnya karbohidrat, protein dan lemak (Darmawan,1992).
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang berasal dari luar atau lingkungan, dimana tanaman hidup yang  termasuk kedalamnya antara lain yaitu suhu, cahaya, air, kelembaban dan unsur hara yang tersedia, serta batuan mekanik. Sedangkan faktor internal yang berasal dari dalam tubuh tanaman itu sendiri yaitu hormone dan enzim yang merupakan derivate protein (Buchman and Brandy,1982).
Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya). Unsur-unsur yang utama dibutuhkan oleh tumbuhan disebut sebagai unsur hara esensial bagi tumbuhan. Secara universal, unsur esensial tersebut meliputi C, H, O (dari udara dan air), N, P, Cuntuk  S, Fe, Mn, Zn, Cu, Cl dan Mc. Unsur lain yang essensial bagi tanaman adalah B, Co, Na, Rb, U, Sa, Se dan Al, terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi ( Agustina, 1990 ).
            Suatu unsur dikatakan essensial bagi suatu tumbuhan karena fungsinya digolongkan kedalam dua kelompok yaitu yang berperan dalam struktur suatu senyawa yang penting dan yang berperan dalam mengaktifkan enzim. Karbon, oksigen dan hirogen merupakan unsur yang paling dikenal yang mempunyai kedua fungsi tersebut, demikian pula dengan nitrogen dan belerang ditemukan dalam enzim. Semua unsur yang larut, baik yang bebas maupun yang terikat dalam struktur senyawa essensial mempunyai fungsi lain dengan ikut menentukan potensial osmotik ( Salisbury and Ross, 1995 ).           
Kriteria suatu unsur digolongkan sebagai unsur essensial osmotik menurut Filter (1991) adalah sebagai berikut : (1) apabila unsure tersebut dibuang, pertumbuhan tanaman terhambat. (2) apabila unsur tersebut disuplai kembali, pertumbuhan kembali proporsional dengan sejumlah unsur yang disuplai tersebut. (3) apabila pertumbuhan sangat terhambat, karakteristik gejala defisiensi (kekahatan) tampak. (4) tidak adanya suplai nutrisi mengakibatkan siklus hidupnya tidk sempurna. (5) fungsi biokimia secara spesifik pada unsure tersebut harus ada fungsinya tidak dapat sepenuhnya diganti oleh unsur lainnya ( Agustina, 1990 ). Menurut Dwidjoseputro (1992), sebagian besar tubuh tumbuh-tumbuhan terutama disusun oleh tiga unsur utama yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, yang disebut juga sebagai unsure makro.
            Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman terhadap unsur essensial, unsur essensial tersebut diklasifikasikan atas 2 kelompok besar, yaitu: (1) Unsur makro, unsur ini ditemukan oleh Sach dan Knop dengan menggunakan kultur larutan. Mereka menerangkan bahwa unsur Karbon, Hidrogen, Nitrogen, Oksigen, Posfor, Kalium, Kalsium, Sulfur, Magnesium dan Ferum. (2) Unsur mikro, pertam kali ditemukan oleh Bertran, bahwa unsur Mangan untuk pertumbuhan normal. Pada tahun 1939, unsure Mangan, Zinkum, Boron, Cuprum, Maibdenum tela ditemukan pada berbagai jenis tanaman ( Devlin, 1975 ).
Kelebihan dan kekurangan unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di atasnya. Bila kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi, kekurangan unsur hara makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan dapat merusak dan meracuni tumbuhan (Treshaw, 1970).
Gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut di dalam tumbuhan. Sebagai contoh defisiensi magnesium, suatu unsur penyusun klorofil, menyebabkan penguningan daun atau klorosis meskipun klorofil tidak mengandung besi, karena logam ini diperlukan sebagai suatu kofaktor pada salah satu dari beberapa tahapan dalam sintesis klorofil (Campbell dan Reece, 2003).
Gejala defisiensi mineral tidak saja bergantung pada peranan nutrien tersebut dalam tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitasnya di dalam tumbuhan tersebut. Jika suatu nutrien bergerak agak bebas dari suatu bagian tumbuhan ke bagian lain, gejala defisiensi pertama kali muncul pada organ yang lebih tua. Hal ini karena jaringan-jaringan muda yang masih tumbuh memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan jaringan tua untuk menarik nutrien yang jumlahnya kurang (Haryadi 1988).
Serapan hara bersifat akumulatif, konsentrasi di dalam sel dapat menjadi jauh lebih rendah dibandingkan konsentrasi pada larutan di luar sel. Penyerapan hara pada waktu yang lama akan menyebabkan konsentrasi di dalam sel jauh lebih tinggi disebut sebagai akumulasi hara. Konsentrasi kalium di dalam jaringan tanaman dapat mencapai 25 mM, sedangkan di dalam larutan tanah umumnya konsentrasi kaliumsekitar 250 (Lakitan, 1993).
Kandungan unsur hara dalam tumbuhan dihitung berdasarkan total beratnya per satuan berat bahan kering tumbuhan. Jumlah kebutuhan tumbuhan untuk masing-masing unsur hara berbeda-beda. Jumlah kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Jika unsur hara kurang tersedia, maka tumbuhan tanaman akan terhambat. Batas konsentrasi unsur hara dalam jaringan tumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan tertekan sebesar 10 % dari pertumbuhan maksimum disebut batas kritis bagi unsur hara tersebut. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan unsur hara tertentu jika pertumbuhan terhambat yakni hanya mencapai 80 % dari pertumbuhan maksimum, walaupun semua unsur hara essensial lainnya tersedia (Lakitan, 2007).
Unsur hara akan diserap secara difusi jika konsentrasi di luar sitosol (pada dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi dari pada konsentrasi konsentrasi di dalam sitosol. Proses difusi dapat berlangsung karena konsentrasi beberapa ion di dalam sitosol dipertahankan untuk tetap rendah, karena begitu ion-ion tersebut masuk ke dalam sitosol akan segera dikonversi ke bentuk lain, misalnya NO3- akan direduksi menjadi NH4+ yang selanjutnya akan digunakan dalam sintesis asam amino dan selanjutnya protein. Sedangkan H2PO4 dikonversi menjadi gula fosfat, nukleotida, RNA, atau DNA. Dengan demikian konsentrasi ketiga anion ini dalam sitosol cenderung tetap rendah dan menyebabakan proses difusi dapat  terus berlangsung (Campbell dan Reece, 2003).
Jika jaringan tumbuhan mengandung unsur hara tertentu dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan, maka kondisi ini dikatakan tumbuhan dalam konsumsi mewah. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat menyebabkan keracunan bagi tumbuhan. Jadi bukan hanya logam berat yang dapat meracuni tumbuhan (Gardner, 1991).
Kalium (K) tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap menjadi ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan da;am mengatur tekanan turgor sel ini, peran yang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Darmawan, 1992).
Gejala yang ditampakkan tanaman akibat kekurangan unsur hara tidak sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung pada jenis tanaman, tingkat keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu tanaman dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada dua hal yaitu fungsi dari unsur hara tersebut, dan kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk di translokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem (Wityanara, S.S.A. 1988).
Hidroponik (teknik kultur air) adalah merupakan cara memelihara tanaman dalam suatu larutan yang mengandung unsur-unsur (dalam bentuk garam-garam mineral) yang dibutuhkan tanaman. Metoda ini digunakan untuk mempelajari gejala-gejala kekurangan unsur hara pada berbagai jenis tanaman, menentukan essensial suatu unsur bagi tanaman. Dari sekian banyak unsur mineral yang terdapat di alam, hanya beberapa unsur saja yang merupakan unsur penting atau essensial. Dimana apabila salah satu unsur tersebut tidak ada maka tanaman akan memperlihatkan gejala difesiensi. Unsur makro yang dibutuhkan  yaitu C, H, O, N, P,K ca, S dan mg, unsur ini dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, seperti Fe, Mo, B, Cu, Mn, dan Zn. Untuk memudahkan pembuatan larutan hara, garam-garam yang mengandung unsur makro disediakan dalam bentuk larutan garam tunggal sebagai larutan baku, sedangkan unsur mikro ( kecuali Fe) disediakan dalam bentuk campuran. Dari keterangan ini dapat menjadi latar belakang dari praktikum yang akan dilakukan (Dwijoseputro, 1992).
            Tanaman memerlukan makanan seperti halnya pada hewan, macam-macam variasi tanaman yang ada dan dimanapun keberadaannya memiliki kandungan makanan yang sama, misalnya karbohidrat, protein dan lemak. Bagi tanaman zat hara yang juga terdiri dari air (H2O) dan CO2 hanya merupakan bahan baku untuk pembentukan bahan makanan. Bahan makanan selalu mengandung energi yang dapat membantu proses kegiatan tubuh tanaman, sedangkan mineral tidak mengandung energi. Dengan demikian hara itu sendiri bukan merupakan makanan. Tanaman menyerap senyawa-senyawa anorganik untuk membentuk senyawa-senyawa organik yang kompleks seperti halnya karbohidrat, protein dan juga lemak atau lipid tersebut (Darmawan, 1992).
            Karena fungsinya tergolong kedalam dua kelompok yakni berperan dalam suatu struktur senyawa yang penting dan yang berperan dalam mengaktifkan enzim tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua fungsi ini, maka beberapa unsur menjadi bagian dari struktur essensial dan juga membantu untuk menganalisa reaksi kimia yang dapat juga disertai oleh peranan enzim tersebut. Unsur essensial hara diperlukan oleh rumput dan juga  gangang, namun tidak diperlukan oleh tanaman lain, sehingga tidak termasuk dalam unsur hara yang essensial yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar bagi tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995).
            Pentingnya zat hara bagi tanaman, antara lain dapat membentuk molekul-molekul atau bagian-bagian penting dari tanaman seperti magnesium pada khlorophyl dan sebagainya, membentuk tekanan osmotik (dalam bentuk larutan), dapat mengatur derajat keasaman (pH) dalam sel, (dimana dapat mengurangi C2 dengan mengurangi permeabilitas dari membran tersebut, membentuk beberapa zat hara dalam jumlah berlebihan atau besar dapat merupakan racun bagi beberapa tanaman seperti unsur Cu, Zn, Fe dan sebagainya, juga merupakan bagian dari enzim yang berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biokimia (Darmawan, 1992).
Penyediaan hara dari tanah adalah sangat kompleks, walau jika sistem itu dibatasi untuk suatu akar tunggal dalam volume tanah yang besra. Untuk sistem akar ganda situasinya sekarang mulai terungkap. Dalam pengertian revolusioner tanaman harus juga memberikan tanggapan terhadap cara dimana variasi dalam penyediaan itu terkontrol dari hal ini dapat dilihat baik dalam dimensi ruang dan waktu (Campbell dan Reece, 2003).
            Untuk tumbuh dengan baik , tanaman memerlukan zat hara essensial makro yang terpenting dalam jumlah yang banyak dan zat hara unsur mikro dalam jumlah yang  sangat sedikit, suatu zat hara disebut essensial apabila memenuhi syarat-syarat sebagi berikut dimana tanpa zat hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara lainnya, syarat-syarat tersebut harus berlaku bagi semua jenis tanaman yang ada (Darmawan,1992).
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk untuk meneliti  pengaruh kekurangan unsurhara yng dibutuhkn oleh tanaman.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum unsur hara esensial untuk perkemabngan tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 Maret 2015, yang bertempat di laboratorium teaching IV, jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, universitas andalas, padang. Adapun alat yang digunakan untuk pratikum ini adalah 10 gelas aqua plastik, gelas ukur, pH-meter, kapas, kertas label, pinset penggaris, penutup dan pasir. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kecambah Oriza sativa berumur 7 hari, larutan baku unsur-unsur hara, air destilata, larutan NaCl dengan konsentrasi 0,00, 0,05, 0,03, 0,2 dan 0,1 M. Dalam praktikum ini percobaan yang dilakukan, antara lain:
Pengaruh unsur hara esensial terhadap pertumbuhan tanaman
Diisi botol dengan pasir kemudian ditandai botol-botol tersebut dengan label : Lengkap, -Mikro, -Ca, -Mg, -N dan –S, -K, -P, -Fe1, -Fe2,  Lalu botol-botol tersebut diisi dengan pasir dan unsur hara masing-masing 50 ml. Setelah itu kecambah kangkung ditanam pada botol yang berisi pasir. Apabila telah selesai, selanjutnya tanaman diperiksa setiap 2 hari dan ditambahkan air destilata apabila air dalam botol berkurang. Setelah  2 hari keadaan kecambah diperiksa. Dicatat gejala-gejala yang tidak normal dan untuk kecambah yang mati jangan lupa dibuang. Pengamatan ini dilakukan selama 4 minggu dan diamati tiap sekali dua hari dan setiap dicatat panjang akar, batang dan jumlah daun.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
Tabel 1. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke -1
Tanggal
Pengukuran (cm)
Lengkap
N
P
K
Hara Mikro
Fe2
S
Ca
Mg
9/03/15
Tinggi tanaman
7,2
8,9
5,1
7,1
7,3
3,5
7,3
6
7,5
panjang daun
5,7
5,7
5,2
4
3
4,2
7,3
4,3
5
jumlah daun
1
1
1
1
1
1
1
1
1


Dari hasil pengukuran didapatkan panjang masing-masing tanaman

Oryza sativa sebelum diberi perlakuan.daritabel dapat dlihat bahwa tananman Oryza sativa memiliki panjang yang bervariasi. Tetapi panjang tanaman ini memiliki panjang yang tidak jauh berbeda. Jumlah daun dari tanaman ini juga memiliki julah yang seragam yaitu 1 lembar daun. Panjang tanaman ini juga bervariasi dari panjang daun yang berukuran 3 cm -7,3 cm. Tujuan dilakukan pengukuran pada tanaman Oryza sativa yaitu untuk membandingkan pertumbuhan antara tanaman yang cukup akan unsur hara dengan tanaman dengan kekurangan unsur hara.
Menurut Lakitan (1993), gejala yang ditampakkan tanaman akibat kekurangan unsur hara tidak sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung pada jenis tanaman, tingkat keseriusan masalah dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu tanaman dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada dua hal yaitu fungsi dari unsur hara tersebut, dan kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk di translokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.


Tabel 2. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 4
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan

Sp 1
15,3 cm
13
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
12,5 cm
10
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
10,5 cm
8
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
10,5 cm
9
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
12,5 cm
9,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
11,5 cm
9
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
13 cm
11,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14 cm
12
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
9,5 cm
7
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
13
10
2
Tanaman  Segar

Sp 1
8,5
7
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
11
8
2
Tanaman  Segar

Sp 1
15,2
13
2
Segar

Sp 2
13
11
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
15,5
12
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
13,5
11
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
13
10
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14
11,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
12
9,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
10,5
8,5
2
Tanaman  Segar


Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sepert pada table 2. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun, kondisi tanaman juga masih segar, dan daun tanaman masih berwarna hijau, hal ini berarti tanaman masih melakukan metabolisme atau berfotosintesis, sehingga dapat menghasilkan energi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hari ke 4 ini unsur hara yang diberikan pada tanaman tersebut belum memberikan pengaruh



terhadap proses metabolisme pada tumbuhan Oryza sativa. Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala yang ditunjukkan tanaman ini dapat menjadi petunjuk dari fungsi hara itu (Lakitan, 1993).


Tabel 3. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 6
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan

Sp 1
16,5 cm
14,5
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14 cm
11,3
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
11 cm
12,6
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
11
12,3
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
13
10,2
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
12 cm
13,8
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
14 cm
12,5
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14,5 cm
12,6
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
14 cm
5,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14,5
4,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
10,5
15,6
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14
13,7
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
9
11,3
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
11,5
10,5
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
15,7
14,6
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
13,5
10,9
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
16
12,5
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
14
13,8
3
Tanaman  Masih Segar

Sp 1
12,5
14,7
2
Tanaman  Masih Segar

Sp 2
12,5
8,8
2
Tanaman  Segar



Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sepert pada table 3. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun,  namun ada beberapa pada tanaman yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut. Kondisi tanaman juga masih segar, dan daun tanaman masih berwarna hijau.
Hal ini berarti tanaman sebagian besar masih melakukan metabolisme atau berfotosintesis, tetapi ada beberapa tanaman yang mulai tergaanngu metebolismenya sehingga ada tanaman yang tidak mengalami pertambahan daun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada hari ke 6 ini unsur hara yang diberikan pada tanamna tersebut sudah memberikan pengaruh terhadap proses metabolism pada tumbuhan Oryza sativa, meskipun tidak terjadi pada semua tumbuhan
yang diberikan unsur hara hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Ross (1995), yang menyatakan bahwa tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan dari unsur essensial dengan menujukan gejala yang khas. Gejala-gejala yang terlihat meliputi pertumbuhan dengan terhambatnya pertumbuhan karena pertumbuhan akar, batang dan daun serta  kloroplast yang mengalami nekrosis dan klorosis pada berbagai organ pada tanaman atau tumbuhan. Gejala yang khas sering membantu untuk mengetahui fungsi suatu unsur pada tanaman, dan pengetahuan akan gejala ini membantu dalam melestarikan serta memastikan bagaimana serta kapan harus memupuk tanamannya. Untuk mempermudah pembuatan larutan hara mengandung berbagai unsur, contohnya garam-garam yang mengandung unsur makro yang biasanya disediakan dalam  bentuk garam tunggal sebagai larutan yang baku. Sedangkan untuk unsur yang mikro (kecuali Fe) disediakan dalam bentuk campuran yang terdiri dari garam-garam yang mengandung unsur hara makrro


Tabel 4. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 8
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan
-K
Sp 1
17,1 cm
14,1
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
15,5 cm
11,5
3
Subur, daun menghijau
-Mg
Sp 1
17,3 cm
12,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16 cm
12
3
Subur, daun menghijau
-P
Sp 1
13,6 cm
11
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
17,3 cm
13,6
3
Subur, daun menghijau
-Ca
Sp 1
16,5 cm
12,8
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
15,9 cm
12,3
2
Subur, daun menghijau
-N
Sp 1
8,7 cm
4,7
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
19,4
14
2
Daun sedikit menguning
-Fe2
Sp 1
17,5
14,9
3
Daun pertama menguning

Sp 2
18,5
13,7
2
Daun pertama mati
-S
Sp 1
15
11
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
14
10
2
Daun sedikit menguning
-Fe1
Sp 1
16,1
12,5
3
Daun sedikit menguning

Sp 2
18,5
14
3
Subur, daun menghijau
Lengkap
Sp 1
15,4
10,5
2
Daun pertama mati

Sp 2
15,4
12
3
Subur, daun menghijau
Hara mikro
Sp 1
18,6
14,1
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
19,8
14,8
2
Daun pertama menguning







Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sepert pada table 4. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun,  namun ada beberapa pada tanaman yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut, dana da juga pada beberpa tanaman yang daunnya mulai menguning. Hal ini dapat disebabkan karena tanaman Oryza sativa sudah teerganngu proses metabolisme karena kekurangan unsur. Dapat dilihat pada tabel bahwa tanaman yang diberikan –S, -Ca, -Hara mikro pada daunnya  sudah sedikit menguning, karena kekurangan unsur hara tersebut.
Menurut Campbell dan Reece (2003), gejala defisiensi lain yang ditemukan adalah timbul bintik-bintik kuning pada daunnya yaitu pada perlakuan dengan unsur hara –Hara mikro. Gejala ini disebabkan karena tanaman kekurangan unsur hara secara umum dan gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut di dalam tumbuhan. Sebagai contoh defisiensi magnesium, suatu unsur penyusun klorofil, menyebabkan penguningan daun atau klorosis meskipun klorofil tidak mengandung besi, karena logam ini diperlukan sebagai suatu kofaktor pada salah satu dari beberapa tahapan dalam sintesis klorofil.


Tabel 5. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 10
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan
-K
Sp 1
18,7 cm
13,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
15,9 cm
11,8
3
Subur, daun menghijau
-Mg
Sp 1
16,8 cm
12
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16 cm
11,9
3
Subur, daun hijau
-P
Sp 1
12,6 cm
9,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
17,4 cm
13,3
3
Subur, daun menghijau
-Ca
Sp 1
15,9 cm
12,1
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
15,4 cm
12,5
2
Subur, daun menghijau
-N
Sp 1
9,5 cm
5
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
9,7
4,2
2
Daun sedikit menguning
-Fe2
Sp 1
20,7
15,3
3
Daun pertama menguning

Sp 2
18,5
13,5
2
Daun pertama mati
-S
Sp 1
14,8
10,8
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
14,3
9,9
2
Daun menguning
-Fe1
Sp 1
17,4
12,5
3
Daun sedikit menguning

Sp 2
18,8
14
3
Subur, daun menghijau
Lengkap
Sp 1
15,6
10,4
2
Daun pertama mati

Sp 2
16,9
12,3
3
Subur, daun menghijau
Hara mikro
Sp 1
18,1
13,1
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
19,9
14,5
2
Daun pertama menguning



Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sepert pada table 5. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun,  namun ada beberapa pada tanaman yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang mengalami penurunan panjang daun atau daun menyusut, dan ada juga pada beberpa tanaman yang daunnya mulai menguning. Hal ini dapat disebabkan karena tanaman Oryza sativa sudah terganngu proses metabolisme karena kekurangan unsur hara. Tanaman akan tumbuh dengan subur dan baik apabila terpenuhi kebutuhan zat hara dan tidak dapat tumbuh dengan baik jika salah satu unsur esensial yang dibutuhkan tidak mencukupi.
Menurut Treshaw (1970), kelebihan dan kekurangan unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di atasnya. Bila kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi, kekurangan unsur hara makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan dapat merusak dan meracuni tumbuhan.
Tumbuhan yang kahat fosfor menjadi kerdil dan berwarna hijau tua, berlawanan dengan tumbuhan yang kahat nitrogen. Pigmen antosianin kadang menumpuk. Daun tua berwarna coklat tua saat mati. Kematangan sering tertunda bila dibandingkan dengan tumbuhan yang cukup fosfat. Pada banyak spesies terdapat hubungan yang erat antara fosfor dan nitrogen dalam proses pematangan; kelebihan nitrogen menunda, sedangkan terlalu banyak fosfor mempercepat pematangan. Jika fosfor diberikan berlebih, pertumbuhan akar sering melebihi pertumbuhan tajuk. Ini menyebabkan nisbah tajuk-akar rendah, berlawanan dengan akibat kelebihan nitrogen (Lakitan, 1993).




Tabel 6. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 12
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan
-K
Sp 1
19,5 cm
14
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16,3 cm
12
3
Subur, daun menghijau
-Mg
Sp 1
17 cm
12,3
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16,4 cm
12,1
3
Subur, daun menghijau
-P
Sp 1
13,5 cm
10
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
18,1 cm
13,7
3
Subur, daun menghijau
-Ca
Sp 1
15,9 cm
12,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16,6 cm
12,5
2
Subur, daun menghijau
-N
Sp 1
10 cm
5,2
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
9,9
4,3
2
Daun sedikit menguning
-Fe2
Sp 1
21,2
15,5
3
Daun pertama menguning

Sp 2
18,8
13,6
2
Daun pertama mati
-S
Sp 1
15,4
11,1
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
14,8
10,2
2
Daun sedikit menguning
-Fe1
Sp 1
17,8
12,7
3
Daun sedikit menguning
-Fe1
Sp 2
19,2
14,5
3
Subur, daun menghijau

Lengkap
Sp 1
16
10,7
2
Daun pertama mati

Sp 2
17,3
12,4
3
Subur, daun menghijau
Hara mikro
Sp 1
18,4
13,6
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
20,2
14,6
2
Daun pertama menguning


Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil sepert pada table 6. Dapat dilihat bahwa hampir rata-rata setiap tanaman mengalami pertambahan panjang daun, tinggi tanaman dan jumlah daun,  namun ada beberapa pada tanaman yang tidak mengalami pertambahan jumlah lembaran daun dan ada juga tanaman yang daunnya menguning dan ada juga tanaman yang tumbuh dengan subur.
Pada dapat dilihat pertumbuhan tanaman akan lambat tanpa nitrogen (N), karena dalam nitrogen terdapat demikian banyak senyawa penting. Tumbuhan yang mengandung cukup nitrogen untuk sekadar tumbuh saja akan menunjukkan gejala kekahatan, yakni klorosis bisa terutama pada daun tua. Pada kasus yang parah, daun menjadi kuning seluruhnya lalu agak kecoklatan saat mati. Biasanya, daun gugur pada fase kuning atau kuning kecoklatan. Daun muda tetap hijau lebih lama karena mereka mendapatkan nitrogen larut yang berasal dari daun tua (Salisbury and Ross, 1995).  
Menurut  Lakitan (1993), daun yang menguning diakibatkan oleh kurangnya unsur Mg yang merupakan unsur penyusun klorofil. Dengan tidak adanya unsur Mg yang didapatkan oleh suatu tanaman, maka klorofil pada daun akan sedikit terbentuk sehingga daun yang pada awalnya berwarna hijau berubah menjadi kuning. Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. Gejala yang ditunjukkan tanaman ini dapat menjadi petunjuk dari fungsi hara itu Selain itu, batang tanaman tersebut juga kurus dan kerdil. Kekerdilan ini disebabkan karena tanaman tersebut tidak dapat berfotosintesis dengan baik akibat kurangnya klorofil pada daun.
Menurut Salisbury dan Ross (1995), tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan unsur essensial dengan menunjukkan gejala kekahatan yang khas. Gejala yang terlihat biasanya terhambatnya pertumbuhan akar, batang, daun, serta klorosis, atau nekrosis pada berbagai organ.




Tabel 7. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 14
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan
-K
Sp 1
19,2 cm
14,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16,8 cm
11,5
3
Subur, daun menghijau
-Mg
Sp 1
18,4 cm
12,6
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
17 cm
12,3
3
Subur, daun menghijau
-P
Sp 1
13,9 cm
10,2
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
18,6 cm
13,8
3
Subur, daun menghijau
-Ca
Sp 1
16,4 cm
12,5
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
16,8 cm
12,6
2
Subur, daun menghijau
-N
Sp 1
10,4 cm
5,5
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
10,2
4,5
2
Daun sedikit menguning
-Fe2
Sp 1
21,1
15,6
3
Daun pertama menguning

Sp 2
18,2
13,7
2
Daun pertama mati
-S
Sp 1
16,2
11,3
2
Daun sedikit menguning

Sp 2
15,7
10,5
2
Daun sedikit menguning
-Fe1
Sp 1
17,7
12,8
3
Daun sedikit menguning

Sp 2
20,1
14,6
3
Subur, daun menghijau
Lengkap
Sp 1
16
10,9
2
Daun pertama mati

Sp 2
17, 4
12,5
3
Subur, daun menghijau
Hara mikro
Sp 1
18,8
13,8
3
Subur, daun menghijau

Sp 2
20,4
14,7
2
Daun pertama menguning


Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 7  bahwa pada beberapa tanaman ada yang mengalami gangguan metabolism dengan menunjukkan gejala daun yang mulai menguning dan ada juga tumbuhan yang daunnya masih berwarna hijaun yang menandakan tumbuhan tersebut masih bisa melakukan proses fotosintesis.
Dapat dilihat pada tabel, tanaman yang diberikan unsur hara lengkap pada daun pertama mati dan pada tanaman yang diberi unsur hara mikro daun masih menguning selain itu tinggi tanaman juga lebih tinggi tanaman yang diberikan unsut hara mikro dari pada unsure hara lengkap.  Pengamatan diduga terjadi kesalahan karena tanaman yang –hara mikro memiliki tinggi yang lebih dibandingkan dengan tanaman yang unsur haranya lengkap. Disini di duga terjadi kesalahan saat awal praktikum yaitu pada media yang digunakan untuk menanam. Pasir yang digunakan sebagai media telah memiliki unsur sebelumnya (pasir masih basah) atau tidak kering sehingga tidak dapat dipastikan unsur yang diperoleh oleh tumbuhan benar-benar berasal dari perlakuan yang diberikan.
Magnesium (Mg) merupakan bagian esensial molekul klorofil, maka klorofil tak akan terbentuk tanpa magnesium, dan hanya sejumlah kecil saja terbentuk bila magnesium berada dalam konsentrasi terlalu rendah. Klorosis pada daun tua yang terletak lebih rendah terlihat lebih parah daripada daun muda. Perbedaan ini menggambarkan suatu prinsip penting bahwa bagian muda dari tumbuhan mempunyai kemampuan mencolok untuk mengambil hara yang mudah bergerak (mobil) dari bagian yang lebih tua, dan organ reproduktif bunga serta biji sangat baik dalam proses pengambilan (Salisbury and Ross, 1995).


Tabel 8. Pertumbuhan tanaman terhadap pengaruh unsur hara hari ke 30
No
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Jumlah Daun
Keterangan
-K
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
-
-
-
Mati
-Mg
Sp 1
15,1
3
10
Daun layu

Sp 2
20,7
3
16
Daun layu
-P
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
-
-
-
Mati
-Ca
Sp 1
22.2
3
17
Daun layu

Sp 2
17,7
3
13
Daun layu
-N
Sp 1
Mati
Mati
Mati
Mati

Sp 2
18,7
3
14
Ujung daun kuning
-Fe2
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
-
-
-
Mati
-S
Sp 1
11,7
3
7
Ujung daun kuning

Sp 2
Mati
Mati
Mati
Mati
-Fe1
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
-
-
-
Mati
Lengkap
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
20,6
4
16
Dun memutih
Hara mikro
Sp 1
-
-
-
Mati

Sp 2
-
-
-
Mati


Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada table 8,  bahwa pada beberapa tanaman ada yang mengalami gangguan metabolisme dengan menunjukkan gejala daun yang mulai ujung daun yang menguning dan ada juga tumbuhan yang layu dan ada juga pada beberapa tanaman Oryza sativa yang mati.  Tetapi dari keseluruhan hasil pengamatan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa rata-rata tanaman mempunyai pertumbuhan yang normal. Hampir semua tanaman pertumbuhannya cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari batang, akar, dan daun tanaman yang setiap harinya mengalami pertambahan ukuran dan jumlah (untuk daun). Pada pengamatan tanaman yang terlihat jelas mengalami defisiensi adalah tanaman yang dengan hara –N,-K, -P, Fe1, Fe2 dan  -Hara mikro.
Dalam praktikum ini dapat dilihat bahwa gejala abnormal yang terjadi pada tumbuhan akibat kekurangan unsur hara adalah daun pada tanaman tersebut akan layu, menguning, keriput lalu mati. Dalam pengamatan yang kami lakukan hanya beberapa tanaman yang dapat bertahan hidup dengan kondisi yang tidak normal, seperti daun menguning dan sudah layu
            Pada pengamatan terakhir, tanaman yang pertumbuhannya normal menunjukkan pertumbuhan yang abnormalterjadi pada hari ke 6. Pada tanaman yang diberi unsur hara –Hara mikro dan -K, pada daunnya timbul bintik-bintik kuning yang lebih banyak dari minggu sebelumnya. Bintik-bintik kuning ini disebabkan karena tanaman ini kekurangan unsur Hara mikro dan K. Praktikan tidak mengetahui secara pasti akibat dari menguning dan berbintilnya daun.
Kelebihan dan kekurangan unsur-unsur hara akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan yang ada di atasnya. Bila kekurangan unsur hara tertentu akan terjadi defisiensi, kekurangan unsur hara makro dan kelebihan (terutama unsur hara mikro) akan dapat merusak dan meracuni tumbuhan (Treshaw, 1970).
Pada percobaan yang telah dilakukan, seharusnya didapatkan hasil yang menunjukkan gejala defisiensi karena setiap tanaman pada percobaan diberi perlakuan dengan kurangnya unsur hara pada setiap larutannya. Karena unsur-unsur hara esensial tersebut semuanya mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting bagi tanaman. Tentu saja unsur-unsur ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Seperti yang dinyatakan oleh Lakitan (1993), bahwa Magnesium (Mg) merupakan unsur penyusun khlorofil. Magnesium dijadikan unsur hara essensial yang penting adalah karena magnesium bergabung dengan ATP agar ATP dapar berfungsi dalam berbagai reaksi. Kalsium (Ca) berfungsi sebagai pengikat antara molekul-molekul fosfolipida dengan protein penyusun membran, hal ini menyebabkan membran dapat berfungsi secara normal pada semua sel. Kalsium juga dapat memacu aktivitas beberapa enzim dan menghambat aktivitas beberapa enzim. Besi (Fe) berfungsi membawa elektron dalam proses fotosintesis dan respirasi. Clor (Cl) berfungsi menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis. Mangan (Mn) berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim. Mangan juga merupakan komponen struktural dari sistem membran khloroplas. Boron (Br) berfungsi dalam proses sintesis asam nukleat dan berfungsi dalam membran. Seng (Zn) berpartisipasi dalam pembentukan khlorofil dan pencegahan kerusakan molekul klorofil. Tembaga (Cu) terdapat pada berbagai enzim protease yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi. Dan Molibdenum (Mo) berfungsi sebagai bagian dari enzim nitrat reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi nitrit Kalium (K) berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang essensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur tekanan turgor sel ini, peran yang penting adalah dalam proses membuka dan menutupnya stomata
Namun pada hasil tidak demikian, pertumbuhan tanaman kebanyakan normal dan tidak menunjukkan gejala kekahatan yang mencolok. Ini mungkin disebabkan karena adanya faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu. Tanaman selama dilakukan percobaan mendapatkan cahaya matahari, air, dan suhu yang cukup untuk melakukan pertumbuhan.
Menurut Buchman dan Brandy (1982), Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berasal dari luar atau lingkungan dimana tanaman hidup, yang termasuk ke dalamnya yaitu suhu, cahaya matahari, air, kelembaban dan unsur hara yang tersedia serta bantuan mekanik. Sedangkan faktor internal yang berasal dari tubuh tanaman itu sendiri, yaitu hormon dan enzim yang merupakan derivat protein.
Dari hasil yang pengamatan selama 4 minggu didapatkan dapat dilihat bahwa rata-rata tanaman mempunyai pertumbuhan yang normal. Hampir semua tanaman pertumbuhannya cukup baik.Pengukuran akar dilakukan pada awal dan akhir pengamatan  Hal ini dapat dilihat dari batang, akar, dan daun tanaman tersebut. Pada, tanaman yang diberi unsur hara Mikro dan mengalami gejala defisiensi kekurangan unsur ini dengan ciri-ciri mempunyai batang yang kerdil, layu dan mati.
            Gejala defisiensi lain yang ditemukan adalah timbul bintik-bintik kuning pada daunnya yaitu pada perlakuan dengan unsur hara -Mg. Gejala ini disebabkan karena tanaman kekurangan unsur hara magnesium. Gejala-gejala dari suatu defisiensi mineral dipengaruhi sebagian oleh fungsi nutrien tersebut di dalam tumbuhanklorofil (Campbell dan Reece, 2003).
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya (Lakitan, 1993).Tumbuhan menanggapi kurangnya pasokan unsur essensial dengan menunjukkan gejala kekahatan yang khas. Gejala yang terlihat biasanya terhambatnya pertumbuhan akar, batang, daun, serta klorosis, atau nekrosis pada berbagai organ (Salisbury dan Ross, 1995).
Untuk memudahkan pembuatan larutan hara, garam-garam yang mengandung unsure makro biasanya disediakan dalam bentuk larutan garam tunggal sebagai larutan baku Unsur hara esensial

sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman, fungsi dari unsur esensial yaitu 1) Tidak dapat digantikan oleh unsur lain, 2) Harus dipenuhi kebutuhannya dalam proses pertumbuhan, 3) Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak ada maka tanaman akan memperlihatkan gejala defisiensi. Terbagi atas unsur makro dan mikro, unsur-unsur makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, S dan Mg dan unsur-unsur mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, meliputi Fe, Mo, B, Cu, Mn dan Zn. (Gardner,1991).



KESIMPULAN DAN SARAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kekurangan unsur kalsium memberikan gejala defisiensi yang lebih cepat dibanding dengan unsur lainnya. Sebagian besar tanaman kacang putih dari kelompok kami hidup, tetapi mengalami gejala defisiensi dengan daun mati dan akarnya berwarna coklat. Tumbuhan yang kekurangan unsur essensial menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Kekurangan unsur Fe menyebabkan tumbuhan mengalami klorosis. Kekurangan unsus N juga menunjukkan gejala defisiensi salah satunya klorosis dimana menurut percobaan akan menyebabkan daun  menjadi kecoklatan kemudian mati.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu yaitu praktikan diharapkan membawa bahan praktikum yang representatif dan sesuai dengan objek yang dipraktikumkan.  Kemudian lakukan pengamatan sesuai dengan prosedur kerja.  Dan telitilah dalam melakukan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Buchman, H.O and Brandy. 1982. The Nature and Proportre of Soils. The Mac Mila Company. New York.
Campbell dan Reece. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Darmawan, J dan Baharsyah. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. PT. Suryandra. Semarang.
Devlin, R. M. 1975. Plant Physiology Third Edition. Nostrand Company. New York.
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Fitter, A. H dan R. K. M Hay. 1991. FisiologiLingkunganTanaman. Penerjemah: Sri  ArdanidanPurbayanti. GadjahMada University Press, Yogyakarta
Gardner, F. P. R. Brent pearcedanGoger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Harjadi, S. S dan S. Yahya, 1988. Fisiologi Stres lingkungan. Pau Bioteknologi IPB Press, Bogor
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, F. B and Cleon W, Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung.

Treshaw. 1970. Environment and Plant Respons. Inc Grow Hill Book Company. New York.
Wityanara, S.S.A. 1988. Pengaruh Kadar Air Tanah Tersedia dan Pemupukan Nitrogen  terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terigu (Triticum aestivum L.) Varietas IWP72. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar