Senin, 23 Mei 2016

TROPISME DAN GERAKAN PADA TANAMAN



TROPISME DAN GERAKAN PADA TANAMAN

RIMA MELATI (1310421092)
KELOMPOK III A (KELAS C)
Abstrak
Praktikum tropisme dan gerakan pada tanaman dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Mei 2014 di Laboratorium Pendidikan IV Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas dan Rumah Kaca Jurusan Biologi dengan tujuan untuk melihat beberapa gerak-gerak tumbuhan dalam menanggapi ransangan dari luar seperti gerakan akibat nasti dan tropisme. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Phaseolus radiatus, daun Mimosa pudica dan Cucumis sativus dengan pengamatan gerak fototropisme, hidrotropisme, dan geotropisme. Dari hasil praktikum akan didapatkan gerak tumbuhan berbeda-beda dalam menanggapi setiap jenis rangsangan. Dari percobaan 1 didapatkan hasil yaitu: fototropisme setelah satu minggu  kecambah tumbuh menuju datangnya arah cahaya, geotropisme walaupun petridisk diputar akar tumbuhnya tetap kebawah arah gravitasi dan hidrotropisme hasilnya adalah arah tumbuh akar menuju sumber air. Hasil dari percobaan 2 yaitu pada bagian pangkal, ujung dan tengah kecepatan membuka dan menutupnya berbeda-beda. Pada saat menutup bagian ujung menutup sangat cepat yaitu 00.01.96 detik, bagian tengah daun 00.04.30, bagian pangkal daun yaitu 00.06.07. sedangkan pada saat membuka pada bagian ujung 09.26.00, tengah daun 04.37.00, dan bagian pangkal daun 06.22.00. Metode nasti gerak melilitnya sulur tanaman merambat hasilnya pada pengamatan 3 minggu tanaman mentimun (Cucumis sativus ) belum melilit.
Kata Kunci : Fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, nasti, tropisme


PENDAHULUAN
Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya


pengaruh rangsangan (stimulus) (Salisbury dan Ross, 1995).
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menan ggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak  berupa peru bahan posisi tubuh atau perpinda han yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan  dibagi 3 golongan, yaitu gerak higroskopis, gerak etionom dan gerak endonom. Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air, misalnya gerak membukanya kotak        spora dan peca hnya buah tanaman polong. Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar, antara lain tropisme, nasti dan taksis (Lakitan, 2001).
Tropisme yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme negatif jika menjauhi. Bentuk tropisme antara lain fototropisme atau helio tropisme, gerak bagian tubuh tumbu han mendekati atau menjauhi arah cahaya matahari, contohnya adalah arah gerak batang. Geotropisme, gerak bagian tubuh tumbuhan men dekat atau menjauhi arah gaya gravitasi, contohnya arah gerak akar. Tigmotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa sentuhan atau persinggungan, contohnya gerak sulur yang melilit. Hidrotropisme, gerak bagian tumbu han karena rangsang berupa air, contoh gerak akar menuju ke daerah yang banyak mengandung air. Kemotropisme, gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat atau bahan kimia, contoh gerak tumbuh akar menuju daerah yang banyak mengandung unsur hara. Thermotropisme, gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa panas, contohnya gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati atau menjauhi panas. Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rang sang berupa arus air, contohnya gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air (Treshaw, 1970).
Perubahan lingkungan yang menginduksi gerakan tumbuhan (atau respon lainnya) disebut rangsangan. Sering rangsangan menginduksi suatu proses pada tumbuhan, yang bisa berlanjut bahkan setelah rangsangan tidak lagi ada dalam bentuk semula. Hal itu terjadi pada gerak harian daun yang berubah arah sebagai responnya terhadap terbit dan terbenamnya matahari. Demikian juga, batang akan terus membengkok menuju cahaya atau menjauhi gravitasi selama beberapa waktu lamanya setelah rangsangan cahaya atau gravitasi hilang (Salisbury dan Ross, 1995).
Nasti  yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Beberapa bentuk nasti yaitu tigmonosti/seiSmo nasti adalah gerak nasti yang disebab kan oleh rangsang mekanisme berupa sentuhan atau tekanan, contohnya menutupnya daun putri malu. Termo nasti, gerak nasti karena penga ruh rangsang suhu, contoh gerak membukanya bunga tulip. Fotonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsa ngan cahaya, contohnya adalah gerak mekarnya bunga pukul empat, bunga waru, dan bunga kupu-kupu. Nikti nasti, gerak menutup atau rebahnya tumbuhan karena pengaruh gelap atau menjelang malam, contohnya gerak tidur daun lamtoro pada malam hari. Nasti kompleks, gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus yang saling terikat, contohnya membuka dan menutupnya sel pada stomata (Soemartono, 1979).
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh bagian tumbuhan akibat dari adanya rangsangan. Macam-macam taksis yaitu kemotaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh zat kimia. Con tohnya pergerakan sel gamet jantan pada tumbuhan lumurt bergerak menuju sel gamet betina. Fototaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh cahaya matahari (Lakitan, 2007).
Tiga tahap gerakan tumbuhan yaitu (1) penerimaan, yaitu bagai mana cara tumbuhan atau bagian tumbuhan melacak rangsangan lingku ngan yang menyebabkan timbul nya respon. Misalnya pigmen apa saja yang ada didalam sel atau jaringan yang memberikan respon terhadap gerakan grafitasi, (2) transduksi, yaitu bagaiman cara mekanisme peneri maan menstranduksikan rangsa ngan yang diterimanya  kepada sejumlah sel pada organ yang akan melakukan gerakan. Dan isyarat apa yang akan dikirimkannya artinya perubahan biokimia atau biofisika yang terjadi sebagai responsnya terhadap rangsangan lingkungan, melakukan gerakan. Dan isyarat apa yang akan dikirimkannya artinya perubahan biokimia atau biofisika yang terjadi sebagai responsnya terhadap rangsa ngan lingkungan, (3) respons, yaitu yang sebenarnya terjadi sdelama berlangsungnya gerakan, semua hipotesis yang mencoba menjelaskan mekanisme penerimaan dan trans duksi yang harus mengaitkannya dengan respon motor yang terlihat (Kimball, 1996).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pergerakan Tumbuhan ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 26 Mei 2010, yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, jurusan Biologi Universitas Andalas, Padang.

Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini seperti: kotak karton berlobang, kertas label, ajir, pot dari botol dan kotak kaca. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus), biji mentimun (Cucumis sativus) yang sudah ditanam selama 1 minggu, dan tanaman hidup Mimosa pudica.   
Cara Kerja
1.    Mengamati Gerak Tropisme Pada Tumbuhan Phaseolus radiates
a.  Fototropisme
Tanah dibersihkan dari kotoran-kotorannya, kemudian diisi ke dalam kantong plastik. Rendam 10 biji kacang hijau kira-kira 15 menit, kemudian di tanam ke dalam pot botol nescafe yang telah berisi tanah yang sudah dibersihkan. Kantong yang telah berisi biji disimpan di dalam kotak berlobang dan letakan di rumah kaca. Amati tanaman yang keluar dari lobang.

b.  Geotropisme
Tanah yang teah disediakan kemu- dian dibersihkan dari kotoran-koto rannya, kemudian diisi ke dalam kotak kaca. Rendam 10 biji kacang hijau kira-kira 15 menit, kemudian ditanam ke dalam pot kaca yang telah diisi tanah. Usahakan ditanam dipinggiran kotak kaca agar jelas kelihatan dari luar dan peletakan biji dengan keadaan zig zag. Lalu siram air secukupnya. Setelah itu tanaman dibiarkan tumbuh lebih kurang dua hari, kemudian perhatikan ukurannya yang lurus belum bercabang. Kotak kaca dibalik sedemikian rupa, sehingga pertumbuhan akar terhadap gravitasi bumi dapat diamati.

d. Hidrotropisme
Tanah dibersihkan dari kotoran-kotorannya, kemudian diisi ke dalam kotak kaca. Rendam 10 biji kaca hijau kira-kira 15 menit, kemudian ditanam kedalam kotak kaca yang telah diisi tanah. Biji ditanam pada bagian pinggirnya saja atau pada sudut-sudutnya, kemudian tanaman disiram pada bagian tengahnya yang kosong. Amati sikap akar pada hari berikutnya.

2. Mengamati Gerak Nasti dan Gerak Sulur Pada Tumbuhan
a. Gerak membuka dan menutupnya daun Mimosa pudica
Lakukan penyentuhan terhadap tanaman Mimosa pudica yang ada dilapangan pada bagian ujung, tengah, dan pada pangkal tangkai daun majemuk. Amati respon gerak yang diberikan oleh daun Mimosa pudica dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup dengan sempurna semua daunnya yang member respon terhadap sentuhan yang diberikan. Kemudian, biarkan daun Mimosa pudica tersebut kembali ke kondisi semula dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Setelah itu, tulis dan simpulkan hasil percobaan dengan mendeskripsikannya dan membuat grafik.
b. Gerak melilitnya sulur tanaman merambat
Tanam biji mentimun (Cucumis sativus) di dalam pot. Lakukan penyi raman secara teratur dan setelah mulai berkecambah dengan hipokotil yang telah terangkat dari permukaan tanah, diberi ajir untuk tempat melilit sulur tanaman tersebut. Lakukan pengamatan setiap dua hari selama 2 minggu, amati arah pergerakan sulur dan catat faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi pergerakan tersebut, kemudian laporkan pengamatan dalam bentuk deskripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengamati Gerak Tropisme Pada Tumbuhan Phaseolus radiates

Tabel 1. Hasil pengamatan gerakan tanaman pada fototropisme, geotro pisme, dan hidrotropis.

No
Gerak
Keterangan

1
Fototropisme
Tanaman mengarah kelo bang yang dibuat sebagai tempat lewatnya cahaya. Batang yang terkena cahaya matahari berwa rna hijau dan pendek, sedangkan batang yang tidak terkena cahaya matahari berwarna kuning dan panjang.
2
Geotropisme
Akar dari Phaseolus radiatus mengarah kebaw ah yaitu pusat bumi, tetapi setelah petridish diputar secara vertikal, arah dari akar ada yang keatas (geotropisme neg atif) dan ada yang mengarah kebawah (geo tropisme positif).
3
Hidrotropisme
Akar tanaman mengarah kebagian tengah dimana tempat tersedianya air

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa gerak fototro pisme  pada tumbuhan Phaseolus radiatus dapat dilihat pada gambar 1(lampiran) dan tabel 1, bahwa pada kardus berlubang terlihat pucuk Phaseolus menuju rangsangan cahaya. Garak pada tumbuhan Phaseolus radiatus membelok kearah datangnya cahaya yang merupakan fototropisme positif. Hal ini sesuai dengan Dwijoseputro (1985) bahwa Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
            Pada percobaan geotropisme ini, dapat lihat peristiwa gerak geotropisme pada tumbuhan Phaseolus radiatus dapat dilihat pada gambar 2, yaitu ketika arah posisi tumbuh tanaman diubah dari vertikal menjadi horizontal maka arah tumbuh akar kecambah Phaseolus radiatus pun mengalami perubahan kearah gravitasi menuju kebawah, akarnya tumbuh menuju pusat bumi walaupun posisi petridisk sudah diputar ketika pertama kali tumbuh sekitar 3 cm dan akar kecambah tetap tumbuh menuju pusta bumi (kebawah), hal ini menunjukkan arah gerak yang berupa gerak geotropisme yang terjadi pada akar tumbuhan tersebut.

 
Dari pengamatan ini dapat dilihat bahwa respon tanaman Phaseolus radiatus berupa geotropisme positif karena mendekati gravitasi. Hal ini sesuai menurut Kimbal (1996) bahwa arah tumbuh akar selalu ke bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak yang disebabkan rangsangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.
            Pada percobaan hidrotropisme setelah kecambah phaseolus radiatus dapat dilihat pada gambar 3. Kecambah phaseolus radiatus tumbuh dengan baik pada hari pertama mendekat sumber air, kemudian pada hari selanjutnya ukuran kecamabah semakin bertambah tinggi dan arah pergerakan kecambah juga masih menuju arah datangnya sumber air, atau biasa disebut dengan  gerak hidrotropisme. Hal ini sesuai dengan teori menurut Treshaw (1970) bahwa hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsang berupa air, contoh gerak akar menuju ke daerah yang banyak mengandung air.
            Hidrotropisme adalah gerakan yang dilakukan tumbuhan sebagai respon terhadap rangsangan yang berupa air. Akar tumbuhan akan melakukan gerak hidrotropisme positif. Kadang-kadang didapatkan bahwa respon atau reaksi tumbuhan terhadap rangsangan air lebih besar, jika dibandingkan dengan rangsangan gaya tarik bumi (Sallisbury dan Ross, 1995).

Mengamati Gerak Nasti dan Gerak Sulur Pada Tumbuhan
Gerak membuka dan menutup Mimosa pudica
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Gerak Membuka dan Menutupnya Daun Mimosa pudica

Perlakuan
Waktu yang diperlukan
Menutup
membuka
Ujung daun

00.01.96

09.26.00
Tengah daun
00.04.30
04.37.00
Pangkal daun
00.06.07
06.22.00

Pada percobaan membuka dan menutupnya daun Mimosa pudica  dapat dilihat bahwa bagian yang paling cepat mengatup ketika disentuh adalah bagian yang ujung kemudian bagian tengah dan pangkal. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk kembali membuka yang paling cepat adalah juga bagian tengah kemudian bagian pangkal dan bagian ujung.
a)                              b)
 
Tigmotropisme merupakan gerakan menutup yang terjadi pada daun tumbuhan yang disebabkan oleh sentuhan. Gerak ini dapat dilihat, jika daun tanaman putri malu (Mimosa pudica) disentuh, daun-daun tumbu- han tersebut akan menutup atau melipat. Faktor yang menyebab kan menutupnya daun Mimosa pudica menguncup apabila disentuh adalah karena terjadinya perpindahan air dari jaringan daun ke bagian pulvinus yang terletak pada bagian pangkal tangkainya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Ross (1995), yang menyatakan bahwa, tanaman Mimosa pudica apabila disentuh, digoyang, dipanasi, didinginkan dengan cepat, atau diberi ransangan listrik, anak daun akan mengatup serenpak dengan cepat. Jika hanya satu anak daun yang diransang, ransangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak daun  lain ikut mengatup. Pelipatan terjadi karena air diangkut keluar dari sel motor pada pulvinus, kejadian yang berhubungan dengan keluarnya K+.
Tanggapan terhadap sentuhan ini memerlukan waktu satu atau dua detik, yang menyebabkan daun-daun putri malu ini menutup adalah karena kehilangan tekanan turgor secara tiba-tiba dalam sel-sel parenkim pada pulvinus dekat tangkai daun (petiolus) tumbuhan putri malu tersebut. Jika yang disentuh hanya ujung anak-anak daun saja, maka yang akan melipat berpasang-pasangan dari ujung ke pangkal daun, disusul daun berikutnya di sepanjang batang itu, demikian seterusnya sampai semua daun melipat. Seolah-olah ada  rangsang yang mengalir dari daun ke daun yang lain (Barret, 1986)
Pada waktu daun disentuh atau rangsangan panas, sel-sel kehilangan kalium yang menyebabkan air keluar dari sel-sel pulvinus  bagian bawah pangkal daun dan masuk ke ruang antar sel secara osmosis, akibatnya tekanan turgor sel-sel itu menurun dan turgor sel-sel bagian atas tetap sama. Hal ini menyebabkan petiolus bergerak ke bawah, sedangkan anak-anak daun bergerak ke atas (menutup). Setelah sepuluh menit turgor akan kembali normal, sehingga daun kembali seperti keadaan semula (Goodman, 1986).
Pada percobaan gerak melilitnya sulur tanaman merambat Cucumis sativus pada pengamatan tidak memperoleh hasil akhir yang memuaskan dikarenakan waktu yang begitu singkat untuk pengamatan yaitu selama 3 minggu, sehingga belum ada sulur dari tanaman merambat pada  kayu yang ditancapkan disekita-rnya.
Namun berdasarkan teori yang dinaytakan oleh Barret (1986), dijelaskan bahwa tigmotropisme adalah gerak dari bagian tumbuhan yang membelok akibat persinggungan dengan suatu benda. Gerakan ini dapat dilihat pada ujung batang atau sulur tumbuhan memanjat yang membelit pada bambu atau ranting pohon, seperti tanaman anggur, kacang panjang, kacang buncis, mentimun, markisa, atau paria. Umumnya organ pelilit ini tumbuh lurus sampai dia menyentuh sesuatu, setelah menyentuh bambu atau benda lainnya, tanaman itu akan melilit.

KESIMPULAN DAN SARAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Kecambah pada percobaan fototropisme tumbuh bergerak menuju cahaya keluar dari lobang kotak karton
2.    Kecambah pada percobaan geotropisme pertumbuhan akarnya menuju gravitasi bumi
3.    Kecambah pada percobaan hidrotropisme tumbuh menuju sumber adanya air didalam kotak kaca yaitu pada bagian tengah kotak kaca.
4.    Bagian dari daun Mimosa pudica yang menutup lebih cepat yaitu bagian ujung daun
5. Tanaman Cucumis sativusbelum memperlihatkan arah geraknya.

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini yaitu diharapkan kepada praktikan agar memahami prosedur kerja, hati-hati dan teliti dalam melakukan penga matan.Hal-hal yang kurang atau tidak dimengerti, ditanyakan lansung kepada asisten pendamping.

DAFTAR PUSTAKA
Barret, J. M.   1986. Biology. New Yersey : Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs.

Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Goodman H., T.C. Emmel, L.E.Graham, F.M. Slowiczek, Y. Shechter 1986. Biology . Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Orlando, Florida

Kimball, John. W. 1996. Biologi Jilid I Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Salisbury, F. B and Cleon W, Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB. Bandung.

Soemartono, S. 1979. Pedoman Praktikum Biologi Umum II. Djamban. Jakarta.

Treshaw. 1970. Environment and Plant Respons. Inc Grow Hill Book Company. New York.






LAMPIRAN




















Gambar 1. Gerak Fototropisme  pada Phaseolus radiatus
 






Gambar 2. Gerak geotropism pada Phaseolus radiatus
 



IMG-20140521-01343



Gambar 3. Gerak Hidrotropisme pada phaseolus radiatus
 











Gambar 5. Gerak melilitnya sulur tanaman merambat Cucumis sativus
 
 

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar