Senin, 23 Mei 2016

Laporan estimasi populasi



I.     PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya (hubungan timbal balik). Kehidupan organisme yang ada pada wilayah atau habitat tertentu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan abiotikmaupun biotik. Faktor lingkungan tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap organisme dalam proses perkembangannya. Apabila terjadi gangguan terhadap lingkungan maka secara langsung akan berdampak pada populasi dari organisme tersebut (Odum, 1971).                                         
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Dalam penyebarannya individu-individu tersebut dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok tersebut terpisah dari organisme satu dengan lainnya. Pemisahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca dan lain-lain. Populasi dapat tersebar secara merata atau tidak merata, hal ini tergantung dari kepadatan, pertumbuhan populasi pada suatu daerah. Pertumbuhan suatu populasi dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas. Pertumbuhan populasi adalah kemampuan populasi untuk meningkat jumlah individunya yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angka kelahiran (Yasin, 2009).                                                                       Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas.Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri.Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punahPengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas.Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri.Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi(Waluya, 2011).
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari penetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas.Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri.Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah(Yasin, 2009).                .
Penambahan terhadap populasi dapat disebabkan oleh karena masuknya individu lain yang berasal dari daerah lain (migrasi) dan karena adanya kelahiran kelahiran (natalis). Pengurangan terhadap suatu populasi dapat disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya individu dari populasi tersebut. Dinamika populasi berada pada wilayah kajian antara biologi populasi dan matematika populasi. Biologi populasi lebih banyak membutuhkan dasar keilmuan biologi dan sedikit atau kurang memanfaatkan matematika. Sedangkan matematika populasi lebih banyak atau dominan dalam matematika dan sedikit memanfaatkan biologi (Waluya, 2011)                                                                      
Setiap individu adalah bagian atau anggota dari suatu populasi, suatu spesies. Sehingga, individu tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya kemudian mengatasi setiap perubahan dan tuntutan yang ada dalam lingkungan jenis dan populasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum dinamika populasi dengan menghitung kurva lulus hidup kumbang beras. Supaya diketahui tingkat natalis dan mortalitas dari individu-individu pada setiap kondisi yang berbeda.
1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan populasi kumbang beras (Sitophilus oryzae) pada berbagai jenis makanan.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah sekelompok individu sejenis yang terdapat di suatu daerah  tertentu. Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skalaruang. Bahkan seluruh individu sejenis dapat di pandang sebagai sebuah populasi. Beberapa populasi lokal atau deme yang dihubungkan oleh individu-individu yang menyebar disebut metapopulasi. Populasi sementara yang terdiri atas tahap tertentu dari daur hidup suatu organisme membentuk hemipopulasi. Beberapa karakteristik populasi diantaranya adalah kehidupan, ukuran, dispersi, rasio kelamin, struktur atau komposisi umur, dan dinamika (Campbell, 2010).                                                        
Menurut Sugiyono (2001), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.
Pada suatu tempat populasi suatu hewan mempengaruhi populasi hewan lain. Populasi jenis hewan akan mempengaruhi populasi hewan yang hidup pada habitat hewan lainnya yang mendiami tempat yang sama. Saling pengaruhnya juga terlihat pada persainagn akan kebutuhan-kebutuhan dalam mempertahankan hidup dan jenis. Kesatuan seluruh populasi di suatu tempat tertentu membentuk komunitas.Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologidan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas (Waluya, 2011).                  Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme.Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan.Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies (Susanto, 2000).
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut  dinamika populasi. Perubahan ini dihitung dengan menggunakan rumus oerubahan jumlah dibagi waktu,. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik antara lain kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi biotic, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalis dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi (Waluya, 2011).
Kepadatan populasi suatu spesies disuatu tempat tidak pernah tetap, selalu ada yang datang (lahir dan imigrasi), dan pergi (mati dan emigrasi). Kelahiran menyebabkan bertambahna anggota populasi, sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya anggota populasi. Kelahiran ditentukan oleh kapasitas organisme secara genetik untuk menghasilkan keturunan, yang terkait dengan fekundits dan fertilitas.Faktor lain yang menentukan adalah lingkungan biotis (parasit dan predator) dan ketersediaan bahan makanan serta tempat berlindung dan kemampuan bertemunya jantan dan betina (Suin, 2003).              
Susanto (2000)  mengemukakan bahwa cara menentukan batasan populasi yang lebih baik adalah dengan mendasarkannya pada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam satu populasi. Jadi, populasi dipandang sebagai suatu system yang dinamis dari segala individu yang selalu melakukan saling berhubungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa populasi adalah kumpulan individu sejenis yang selalu melakukan saling hubungan dan mempunyai potensi untuk saling berbiak. Saling hubungan antara anggota populasi bukan hanya dalam pembiakan tetapi juga dalam persaingan mempertahankan hidupnya yang disebut kompetensi. Lebih besar jumlah individu populasi dalam satuan luas tertentu lebih hebat kompetisi yang terjadi. Akibat dari kompetisi dalam jangka pendek ialah yang “kuat” yang menang dan yang “lemah” tersisihkan, yaitu punah atau mencari tempat tinggal baru (beremigrasi). Akibat jangka panjang ialah terjadi perubahan berangsur-angsur pada populasi yang memungkinkannya lebih sesuai atau lebih beradaptasi dengan lingkungannya.
     Dinamika poulasi dapat juga disebabkan  imigrasi dan emigrasi. Hal ini khususnya untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia hewan dan manusia. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa yang didatanginya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi (Waluya, 2011).
Odum (1998) mendefinisikan populasi sebagai kelompok kolektif organismee-organismee yang berasal dari species yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki ciri atau sifat tertentu yang bukan merupakan sifat dari individu. Beberapa sifat itu adalah kerapatan, natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), penyebaran umum, potensi biotik, disperse, dan bentuk pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang secara langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat adaptif, sifat keserasian reproduktif dan ketahanan.
Natalitas merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan.Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain adalah fertilitas dan fekunsitas. Fertilitas merupakan tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan. Fekunsitas merupakan tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru.Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu natalitas maksimumsama dengan jumlah mutlak (absolut), serta natalitas ekologi yaitu pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya (Susanto, 2000).                                                                       
Mortalitas menunjukkan kematian individu dalam populasi. Mortalitas dibedakan dalam dua jenis yaitu mortalitas ekologik yang merupakan mortalitas yang direalisasikan, artinya matinya sebuah individu  dibawah kondisi lingkungan tertentu.Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkungan  yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua (Zulkifli,1996).
            Emigrasi, imigrasi dan migrasi merupakan istilah bersangkut paut dengan perpindahan. Emigrasi merupakan perpindahan keluar dari area suatu populasi. Imigrasi merupakan perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan  mengakibatkan meningkatkan kerapatan. Serta Migrasi   menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi(Susanto, 2000).
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S). Pertumbuhan dapat digambarkan menjadi dua bagian yakni pertumbuhan eksponensial dan pertumbuhan sigmoid. Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya.Pada pertumbuhan populasi yang demikian kelimpahan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak (Zulkifli, 1996).                                                                      
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut (Yasin, 2009).
Adapun faktor pembatas yang mempengaruhi populasi merupakan faktor pembatas kehidupan organisme didalam ekosistemnya. Hal ini juga berhubungan dengan batas kondisi kehidupan organisme, baik batas terendah maupun batas tertinggi yang disebut batas toleransi. Setiap organisme akan hidup dalam rentang batas toleransi minimal dan maksimal terhadap faktor-faktor lingkungan yang akan membatasi atau menghentikan petumbuhannya (Suin, 2003).
            Pola penyebaran suatu jenis di alam dapat dibagi atas tiga macam, terdapatnya jenis hewan atau tumbuhan tersebar secara random atau acak, teratur dan berkelompok. Di alam sebaran secara acak tak lazim ditemukan, hal ini terjadi karena faktor lingkungan yang sangat seragam atau pada tempat dengan banyak faktor yang bekerja bersama-sama atas populasi itu. Pola penyebaran yang teratur terjadi jika ada persaingan yang hebat terajadi antar individu (Suin, 2003).              
Daerah penyebaran Sitophilus oryzae meliputi hampir di berbagai daerah.Variasi yang ada dari famili Curculionidae terlihar pada ukuran tubuh, bentuk serta ukuran rostum.Anggota Sub FamiliRhyncoporinae merupakankelompok kumbang moncong yang menyerang butian, atau dikenal dengan istilah “Billbug”. Sitophilus oryzae sebagai salah satu anggota kumbang ini merupakan hama potensial pada produk pertanian (Borror, 1992).
Sitophilus oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.Betina sebelum meletakkan telur terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran beras maupun biji-bijian kemudian lubang ditutup dengan cairan pekat (gelatinoum). Stadium telur berlangsung sekitar 7 hari, telur berwarna putih dan panjangnya kira-kira 0,5 mm. Larva hidup dalam biji beras dengan memakan isi biji. Fase larva merupakan fase yang merusak biji. Larva mengalami 3-4 instar selama 18 hari, berwarna putih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm. Larva instar akhir biasanya akan membentuk kokon dan tetap berada dalam bahan makanan atau butiran beras. Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2,5 mm dan masa pupa berlangsung 6 hari. Setelah menjadi pupa kemudian kumbang muda keluar dari beras.Kumbang dewasa makan beras sebelah luar sehingga tampak berlubang-lubang.Imago dapat bertelur 300-400 butir telur selama hidupnya 4-5 bulan. Ukuran tubuh 3,3 mm, berwarna gelap kecoklatan dengan moncong panjang dari bagian kepala. Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago jantan.Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat daripada betina.Dewasa mengebor ke dalam biji berkulit beras dengan moncongnya yang panjang untuk meletakkan telur-telur ke dalam biji tersebut. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang optimum adalah 30-40 hari (Respositori USU, 2014)
     Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses perkembangbiakan keturunannya. Sebagai contoh, kandungan protein, lemak dan P yang tinggi pada komoditas sorgum dibanding beras dan jagung, ternyata sorgum lebih cocok untuk perkembangbiakan serangga Sitophilus oryzae. Fenomena tersebut memberikan indikasi bahwa kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti yang sangat dalam kaitannya dengan percepatan perkembangbiakan serangga yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkatan serangan yang dilakukannya yaitu kualitas dan kuantitas serangan. Kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan serangga. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga akan menunjang perkembangan populasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan gizi jelek dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga (Yasin, 2008).         

III.             PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ekologi umum mengenai Ekologi Populasi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2015 di laboratarium Pendidikan IV di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol selai, kain kassa, karet gelang dan alat tulis sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah kutu beras (Sitophilus oryzae), 50 pasang, beras hitam (Oryza sp.) 100 gram, jagung (Zea mays) 100 gram,  beras (Oryza sativa) 100 gram, kacang hijau (Phaseolus radiatus) 100 gram, dan kedelai (Glycine max) 100 gram.
3.3 Cara kerja
Pertama, sebanyak 100 g beras, ketan hitam, jagung, kedelai, dan kacang hijau dimasukkan kedalam botol yang sama besar ukurannya. Kemudian dimasukkan kedalam masing-masing botol sebanyak 10 pasang kumbang Sitophilus oryzae¸lalu ditutup mulut botol dengan beberapa lapis kain kasa dan di ikat dengan karet gelang dan disimppan didalam ruanganalu ditutup mulut bool dengan beberapa lapis kain kassa dan di ikat dengan karet gelang dan disimppan didalam ruangan yang gelap. Kemudian diamati perubahan populasi yang terjadi selang waktu seminggu selama 2 bulan, lalu dicatat individu yang hidup dan mati.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 10. Pengamatan Laju Pertumbuhan Sitophilus oryzae
Minggu ke-
Beras
Jagung
Ketan Hitam
Kacang Hijau
Kedelai
Hidup
Mati
Hidup
Mati
Hidup
Mati
Hidup
Mati
Hidup
Mati
I
20
0
20
0
20
0
20
0
20
20
II
17
4
12
3
16
0
18
2
19
1
III
15
2
19
1
16
0
0
18
0
19
IV
14
1
18
1
9
3
0
0
0
0
V
17
2
18
0
12
2
0
0
0
0
VI
200
3
43
3
275
0
0
0
0
0
VII
263
5
95
2
570
5
0
0
0
0
VIII
350
2
177
0
700
2
0
0
0
0


Dari grafik diatas diketahui bahwa laju pertumbuhan populasi Sitophilus oryzaedari minggu ke minggu semakin naik, dan kematian (mortalitas) naik turun. Hal ini terjadi pada medium ketan hitam, beras dan jagung. Pada kedelai dan kacang hijau terjadi mortalitas (kematian yang drastis), hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perkembangan suatu individu berawal dari adanya perkawinan antara kelamin jantan dengan kelamin betina. Lama kelamaan individu ini akan mengalami perbanyakan pada suatu kawasan hidup. Perbanyakan individu yang sejenis inilah yang dinamakan sebagai populasi. Hal inilah yang dilakukan pada praktikum laju populasi ini.                     Pada tabel diatas, dari hasil yang telah didapatkan selama 2 bulan dengan pengamatan yang dilakukan perminggunya. Awalnya dikembangbiakkan sepuluh pasang kutu beras (Sitophilus oryzae) dan pada medium yang berbeda dimasukkan pasangan kutu beras tadi. Di sinilah terjadi perkembanganbiakan kutu beras. Ada beberapa medium yang digunakan pada laju populasi ini yaitu medium beras, ketan, jagung, dan kedelai dan kacang hijau. Perbedaan jumlah pertumbuhannya pun berbeda pada masing-masing medium. Ukuran populasi yang semakin bertambah ini dapat dinyatakan sebagai kepadatan populasi. Kepadatan populasi dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per satuan luas atau per satuan volume. Kepadatan populasi kumbang beras iniberbeda-beda pada masing-masing medium. Setelah dilakukan penghitungan jumlah populasinya, Pada masing-masing pengamatan, medium ketan selalu menghasilkan jumlah populasi yang banyak dan kenaikan terus menerus. Berbeda dengan medium lainnya, seperti kedelai, pertumbuhan Sitophilus banyak yang mengalami kemunduran bahkan ada yang mengalami kematian total. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Inilah semacam kompetisi yang terjadi pada suatu spesies yang berada pada suatu habitat yang sama. Kompetisi itu dapat berupa kompetisi makanan, ruang gerak, dan sebagainya. Dalam mengetahui suatu kepadatan populasi suatu jenis organisme di habitatnya maka dilakukan penghitungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghitung semua jumlah organisme pada habitatnya masing-masing dan angka yang diperoleh merupakan angka yang absolute untuk menyatakannya sebagai kepadatan absolute ( Suin, 2003).      Perkembangan populasi Sitophilus yang mengalami natalitas yang pesat pada ketan, hal ini disebabkan karena warna ketan juga hampir menyerupai Sithopilus dan seleksi alam  yang berperan dalam pengaruh pertumbuhan populasi Sitophilus, tidak hanya pada ketan yang populasinya meningkat, medium beras pun juga demikian walaupun tidak sebesar pada ketan. Pada medium yang lebih keras seperti kedelai dan kacang hijau, pertumbuhan Sitophilus sangat rendah sekali dikarenakan makanannya berupa kulit biji yang keras sehingga sulit untuk di pecah.
Menurut Suyono dan Sukarno (1985), kuantitas dan kualitas makanan juga berpengaruh terhadap natalitas kumbang beras (Sitophilus oryzae). Supaya makanan dapat memberi pengaruh yang baik, maka ketersediaan makanan juga dalam jumlah yang cukup dan kandungan nutrisiyang sesuai dengan yang dibutuhkan. Keadaan biji seperti bentuk biji, kekerasan kulit, warna dan adanya kandungan zat kimia tertentu berpengaruh pula pada preferensi serangga. Selain itu Yasin (2009) juga mengatakan bahwa kualitas makanan suatu bahan mempunyai arti yang sangat dalam kaitannya dengan percepatan perkembangbiakan serangga yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkatan serangan yang dilakukannya (kualitas dan kuantitas serangan).

V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.    Pertumbuhan populasi Sitophilus oryzae tertinggi terjadi pada medium ketan hitam yaitu  570 ekor.
2.    Pertumbuhan Sitophilus oryzaeterendah terjadi pada medium kedelai dan kacang hijau
3.    Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi serta suhu ruangan.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya hendaknya dalam pengamatan dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Supaya data yang didapat akurat dan pasti. Kehati-hatian diperlukan agar hewan yang diperlakukan tidak mati karena perlakuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J., C. A. Triplehorn & N. F. Johnson. 1996. Pengenalan PelajaranSerangga. Ed. 6. Penerjemah: S. Partosoedjono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Campbell, Neil A. 2010.Biologi. Edisi Kedelapan. Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Imms, A.D., 1976. General Textbook of Entomology. Methuen And Co LTD, London.

Kalshoven, 1981. Providing Agricultural Services in Rice Farming Areas. Malaysian and Surinam Experiences. Agricultural University. Malaysia.

M. Yasin. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan Faktor Fisikokimia Yang Mempengaruhinya. Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009. Balai Penelitian Tanaman Serealia. ISBN :978-979-8940-27-9.

Michael,P. 2000. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Press. Jakarta.
Mothsculsky. 1993.Kumbang beras.http://www.e-dukasi.net/22 April 2015.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Saunder Com. Phildelphia.

Respositori USU, 2014. Pengendalian hamaSitophilus oryzae.pdf. <downloaded> pdf. USU Press. Medan.

Suin, N. M. 2003. Ekologi Populasi. Andalas University Press. Padang

Suin, N. M. 2004. Metoda Ekologi. Andalas University Press: Padang

Waluya, Bagja. 2011. ekologi parawisata. website: http://file.upi. edu/direktori/ fpips/jur._pend._geografi/197210242001121-bagja_waluya/ekologi _pari wisata/ho_ekologi_pdf. Diakses pada hari Senin, 4 Mei 2015 pada pukul 09.00 WIB.

Kaligis, J.R.E. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Universitas Terbuka

Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan
               Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan. FMIPA UNIMED

Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
       Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar