FOTOSINTESIS DAN PIGMEN FOTOSINTESIS
RIMA MELATI
(1310421092)
KELOMPOK 3 A
(KELAS C)
Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang
ABSTRAK
Fotosintesis merupakan proses
penyusunan senyawa sederhana menjadi senyawa yang kompleks yang dilakukan oleh
tumbuhan berklorofil dengan bantuan energi cahaya matahariyang diserap dan
diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).
Praktikum
ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015. Praktikum tentang fotosintesis dan
pigmen fotosintesis dilakukan dengan tiga percobaan yaitu percobaan pertama
efek panjang gelombang terhadap efektifitas fotosintesis Hydrilla verticilata untuk melihat pengaruh panjang gelombang
(kertas berwarna) terhadap aktivitas fotosintesis. Percobaan kedua penentuan
kadar klorofil dengan spektrofotometer untuk mempelajari dan memberikan latihan
cara penggunaan spektrofotometer dan penentuan kadar klorofil pada daun.
Percobaan ketiga pemisahan pigmen fotosintesis metoda kromatografi kertas untuk
melihat pigmen fotosintetik yang ada pada daun serta membandingan ukuran
molekul komponen berdasarkan pergerakannya selama proses kromatografi
berlangsung. Hasil dari pengamatan pada percobaan pertama volume kontrol O2
lebih banyak dihasilkan, pada saat diberi perlakuan O2 banyak pada klorofil warna hijau, warna merah
dan biru diserap sedangkan hijau dan kuning dipantulkan. Pada percobaan kedua
terdapat perbedaan kadar klorofil pada panjang gelombang yang berbeda-beda.
Pada percobaan ketiga berat molekul semakin berat molekul jarak pigmen semakin
pendek.
Key word : Fotosintesis, klorofil, panjang gelombang, spektrofotometer
PENDAHULUAN
Fotosintesis
merupakan proses internal yang hanya terjadi pada tumbuhan yang memiliki
klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana dalam prosesnya, energi matahari
dalam bentuk foton ditangkan dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).
Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan
karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa
dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Devlin, 1975).
Fotosintesis
adalah jalan kecil metabolisme dimana NADPH dan ATP diproduksi oleh reaksi
terang dan dipakai untuk merombak anorganik CO2 menjadi organik karbon. Reaksi
ini menunjukkan “reaksi gelap” fotosintesis, tetapi penunjukan ini sangat
menyesatkan, sejak implikasi ini bisa mereka proses tanda adanya cahaya.
Bagaimanapun, beberapa enzim kritis dalam penurunan karbon
mengaktifkan
cahaya dalam kamar gelap mereka tidak aktif atau menunjukkan aktivitas yang
melemah (Hopkins, 1995).
Di
antara faktor-faktor pembatas fotosintesis, intensitas cahaya mendapat
perhatian yang paling besar.Cahaya matahari penuh pada hari cerah pada musim
kemarau mempunyai intensitas sekitar 10000 “foot candle”.Pada daun tumbuhan
yang habitat normalnya cahaya terang, laju fotosintesisnya cenderung sebanding
dengan intensitas cahaya yang diterima oleh daun, sampai maksimum seperlima atau
sepertiga cahaya matahari penuh.Titik yang padanya terdapat peningkatan
intensitas lebih lanjut namun tidak meningkatkan laju fotosintesis dinamakan
titik jenuh cahaya (Tjitrosomo, 1990).
Secara
alami, siklus gelap-terang berlangsung selama 24 jam, berarti lama periode
terang 14 jam, maka lama periode gelap otomatis adalah 10 jam, dan sebaliknya.
Lama periode gelap kritis (critical night) bersifat konstan, tetapi lama
periode terang kritis (critical day) tidak konstan. Cahaya dengan intensitas
yang rendah (3 sampai 10 kali intensitas cahaya bulan purnama) yang diberikan
selama periode gelap sudah cukup efektif untuk menghambat pembungaan tanaman
hari pendek; sebaliknya interupsi malam akan merangsang pertumbuhan pembungaan
tanaman hari panjang. Dalam fenomena interupsi malam, yang lebih menentukan
adalah total energi cahaya yang diterima, bukan intensitas cahaya yang
diberikan. Untuk terjadinya fotosintesis, energi dalam bentuk elektron yang
tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke pigmen pengumpul energi
yang disebut pusat reaksi.Daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90%
cahaya ungu dan biru, demikian pula cahaya jingga dan merah.Hampir seluruh
penyerapan ini dilakukan oleh pigmen pada kloroplast.Pada membran tilakoid,
setiap foton dapat mengeksitasi suatu elektron dari pigmen karotenoid dan
klorofil.Klorofil berwarna hijau, untuk menyerap cahaya (Lakitan, 1995).
Terjadinya klorofil dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu faktor pembawa (gen), jika gen ini tidak ada, tanaman akan
tampak putih (albino). Faktor kedua adalah cahaya. Jika cahaya terlalu kuat,
klorofil akan berkurang hijaunya. FaKtor yang ketiga adalah oksigen dan factor
lainnya adalah karbohidrat, nitrogen, magnesium, mangan, coprum, zink, air, dan
temperature (Dwijoseputro, 1994).
Klorofil
merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang paling penting dalam
proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe :
klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil chlorobium 650
dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk
sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan
dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil
chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintesin. Klorofil pada tumbuhan ada dua
macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil antara struktur kedua
klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama
antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti
besi) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu
rantai fitol (Devlin,
1975).
Klorofil
pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaan kecil
antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein.
Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan hemoglobin ialah karena adanya
atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta
samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).
Perbedaan
klorofil a dan b adalah pada atom C3 terdapat gugusan metil untuk klorofil a
dan aldehid untuk klorofil b. karena itu keduanya mempunyai penyerapan
gelombang cahaya yang berbeda.Peranan pigmen klorofil adalah dalam reaksi
fotosistem. Klorofil mempunyai banyak electron yang mampu berpindah ke orbit
eksitasi karena menyerap cahaya. Pembentukan klorofil dalam tubuh tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : factor pembawaan (gen), cahaya,
oksigen, karbohidrat, nitrogen, magnesium dan besi serta air dan temperature,
dimana temperature yang baik untuk pembentukan klorofil yaitu 3-48oC
(Dwijoseputro, 1994).
Spektrofotometri
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi
secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh
klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang
gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi
melewati banyaknya panjang gelombang tertentu (Noggle dan Fritz, 1979).
Adapun
tujuan praktikum ini untuk melihat pengaruh perbedaan panjang gelombang ( kertas berwarna) terhadap aktivitas fotosintesis, mempelajari dan memberikan latihan
cara penggunaan spektrofotometer dan menentukan kadar klorofil daun, serta
untuk melihat komponen pigmen fotosintetik yang ada pada daun serta
membandingkan ukuran molekul komponen berdasarkan pergerakannya selama proses
kromagtografi berlan.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum air sebagai komponen
tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 23 Maret 2015, yang bertempat di
Laboratorium Teaching IV,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
Alat yang digunakan pada percobaan
kali ini antara lain tabung reaksi,
bekker
glass, spidol, pipet tetes, gelas ukur 5 ml, plastik transparan warna merah,
kuning, hijau dan biru, Spektronik 20 Bausch and Lomb, lumpang
porselin, kertas saringan, sentrifuse, Erlenmeyer, cuvet, saringan Buchner,
seperangkat alat kromatografi, pisau, koin, kertas saring atau kertas
kromatografi, benang, dan gelas ukur 100 ml, timbangan,
botol selai. Sedangkan bahan yang digunakan adalah
daun tanaman Hydrilla
verticillata, dan daun tanaman Cinamomum burmanii dan bahan kimia yang digunakan antara
lain, Na HCO30,5%, aseton
80 %, larutan kromatografi, campuran petroleum eter dan aseton (9:1 ). Dalam praktikum ini ada tiga percobaan
yang dilakukan, antara lain
Pengaruh
Perbedaan Panjang Gelombang Pada Fotosintesis
Satu tangkai Hydrilla sp dimasukkan langsung ke dalam tabung dengan tangkai ke
arah bawah tabung,dibuat untuk lima
percobaan, tabung diisi dengan 0,5 % NaHCO3 sampai penuh, tutup
dengan kertas, diusahakan tidak ada gelembung, dibalikkan tabung, apabila tidak
tumpah dimaukkan ke dalam beker glass yang sudah terisi air destilate, ditutup
beker glass dengan kertas transparan merah, hijau , kuning dan biru dan satu lagi sebagai kontrol
dan diletakkan pada sinar matahari selama 2 jam, dinding tabung dipukul-pukul
agar gelembung terlepas dari tanaman, kemudian ruang udara yang terbentuk
ditandai dengan spidol, isi tabung dikeluarkan, dan dikeringkan dengan pipet
tetes ambil air dan diisi pada tabung sampai batas yang ditandai, dan ditimbang
beratnya. Berat volume air sama dengan volume oksigen yang terbentuk selama
fotosintesis.
Penentuan
Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer
Daun Cinamomum burmanii ditimbang sebanyak 0,25 gram lalu dirajang
kecil-kecil dan diekstrak dengan aseton 80 % sebanyak 25 ml dengan cara digerus
dalam lumping. Penggerusan dilakukan hingga seluruh klorofil larut dalam aseton
80 % dengan cirri ampas telah menjadi putih atau pucat. Setelah itu ekstrak
disaring dengan saringan Buchner dan dimasukkan ke labu ukur 25 ml. penambahan aseton
80 % dilakukan jika volume ekstrak belum sampai 25 ml setelah diekstrak.Setelah
itu larutan disentrifuse selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Selanjutnya
Optical Density (OD) dari ekstrak di ukur dengan menggunakan kuvet dan memakai
Spektronik 20 Bausch and Lomb pada panjang gelombang 645 nm dan 663 nm.
Selanjutnya kandungan klorofil dapat dihitung dengan membandingkan OD pada
panjang gelombang 645 nm dan 663 nm.
Klorofil total = [20,2(D645) +
8,02(D663)] x 

Klorofil
a = [12,7(D663) – 2,69(D645)] x 



Klorofil
b = [ 22,9(D645) – 4,68(D663)] x 

Keterangan :
D
= Optical Density yang terbaca pada spektrofotometer
V = Volume dari
aseton 80 % yang dipakai untuk mengekstrak klorofil (ml)
W
= Berat segar dari jaringan tanaman yang diekstrak (gr)
Mg klorofil total/gr jaringan = mg
klorofil a/gr jaringan + mg klorofil b.gr jaringan
Pemisahan
Pigmen Fotosintesis Metoda Kromatografi Kertas
Siapkan kertas saring dengan berukuran
2 x 17 cm dengan 1 cm dibagian bawah dibuat meruncing dan diujung atasnya
diberi benang sebagai penggantung di alat kromatografi dan beri garis batas
pelarut naik maksimal 15 cm dari batas ujung bawah yang runcing. Selanjutnya
daun discorea digosokkan ke permukaan kertas saring dengan
menggunakan uang logam sehingga pigmen warna daun pindah ke kertas saring
tersebut. penggosokan dilakukan sebanyak 15 kali untuk memastikan berpindahnya
klorofil.Setelah itu kertas saring ditempatkan pada alat kromatografi yang
telah di isi larutan kromatografi, bagian yang mengandung pigmen warna dari
daun diusahakan tidak tenggelam dan tutup mulut alat kromatografi dengan rapat
sehingga penguapan larutan tidak menyebar keluar.Larutan dibiarkan naik hingga
mencapai batas atas kertas (larutan bergerak sekitar 15 cm).kemudian kertas
saring di angkat dan dikeringkan.Selanjutnya warna yang terbentuk setelah
kertas saring benar-benar kering di amati dan RF dari masing-masing pigmen
warna yang dihasilkan diukur dengan persamaan :
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
didapatkan hasil sebagai berikut :
3.1.1 Efek Panjang
Gelombang Terhadap Efektivitas Fotosintesis Hydrilla
verticilata
Tabel 1. Pengaruh
Panjang Gelombang Pada Fotosíntesis
No
|
Perlakuan
|
Volume O2 yang
terbentuk (ml)
|
1
|
Kontrol
|
1,4 ml
|
2
|
Merah
|
0,4 ml
|
3
|
Biru
|
0,01 ml
|
4
|
Hijau
|
0,05 ml
|
5
|
Kuning
|
0,5 ml
|
|
|
|





a b c d e
Gambar 1. Biru (a), Merah
(b), hijau (c), kuning (d), Kontrol (e)
Pada tabel diatas maka dapat dilihat
perbedaan dari volume yang dihasilkan dari perlakuan yang diberikan memberikan
volume O2 yang terbentuk juga berbeda-beda. didapatkan volume yang
paling tinggi pada perlakuan kontrol
yaitu 1,4 ml, sedangkan yang paling
rendah yaitu pada kertas transparan hijau yaitu 0,05 ml ini berarti bahwa
tanaman yang ditutup plastik berwarna merah lebih banyak menyerap cahaya selain
cahaya merah karena cahaya merah tersebut dipantulkan. Seharusnya keadaan ini
justru membuat laju fotosintesis lebih lambat karena cahaya yang efektif untuk
fotosintesis itu adalah cahaya merah dan cahaya biru, sementara cahaya hijau
sangat tidak efektif untuk fotosintesis, seperti yang dikemukakan oleh Campbell
(2003), daun tanaman berwarna hijau karena daun tersebut menyerap cahaya merah
dan biru saat meneruskan dan memantulkan cahaya hijau. Cahaya merah dan biru
paling baik untuk fotosintesis sementara cahaya hijau paling kurang efektif.
Kimball (2000), juga menyatakan bahwa
pada klorofil a dan b yang paling kuat menyerap cahaya di bagian merah dan ungu
dari spektrum warna yang ada dan warna hijau paling sedikit diserap. Pengaruh
perbedaan warna sangat mempengaruhi volume O2 yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa volume O2 terbanyak
dihasilkan yaitu pada perlakuan saat perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukan oleh Kimball (2000), bahwa pada klorofil a dan b yang
paling kuat menyerap cahaya di bagian merah dan ungu dari spektrum warna yang
ada dan warna hijau paling sedikit diserap.
Pada prinsipnya kertas warna berfungsi
untuk memantulkan cahaya kembali panjang gelombang pada warna yang sama, sehingga
tidak diserap oleh tanaman. Jadi, pada warna hijau gelembung udara yang
terbentuk paling sedikit karena cahaya yang datang lebih banyak dipantulkan. Hal
yang diperoleh pada saat praktikum yaitu
volume yang paling rendah yaitu pada kertas transparan hijau yaitu 0,05 ml. Dalam
kehidupan organisme dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan
energi yang tersimpan dalam molekul – molekul organik. Warna hijau mempunyai
panjang gelombang yang pendek tetapi energi yang dihasilkan besar (Pradhan,
2001).
Dwidjoseputro (1994) menyatakan banyak energi
yang digunakan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis adalah 0,5 – 20%
saja dari jumlah energi yang tersedia. Energi yang digunakan atau diberikan oleh sinar itu
bergantung pada intensitas cahaya, waktu
(sebentar atau lamanya penyinaran), dan kualitas cahaya. Fotosintesis
dipengaruhi oleh cahaya yang ditentukan oleh proporsi dari warna cahaya seperti
warna merah, kuning, hijau, biru. Klorofil menyerap cahaya paling banyak yaitu
pada sinar merah dan hijau dengan panjang gelombang yang cocok dengan
fotosintesis.
Dari semua radiasi matahari yang
dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk
proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya
tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm),
hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400
nm).Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal
ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis.
Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang
yang berbeda. Pada proses fotosintesis jika semakin banyak CO2 yang dihasilkan
maka akan semakin besar fotosintesisnya, dimana dilihat dari percobaan yang
memakai kertas transparan, dimana yang paling banyak menyerap sinar biru dan
merah adalah kertas transparan warna kuning dan control karena tumbuhan akan
memantulkan warna kuning
dan menyerap warna selain kuning yaitu biru dan merah yang sangat berguna untuk
fotosintesis (Kimball, 2000).
Kloroplast
mengandung beberapa pigmen.Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya
biru-violet dan merah.Klorofil b menyerap cahaya biru dan orange dan
memantulkan cahaya kuning-hijau.Klorofil a berperan langsung dalam reaksi
terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi
terang.Daun tanaman yang dapat melakukan proses
fotosintesis akan membentuk pati yang dapat dideteksi dengan menggunakan
larutan Kalium Iodida (KI) (Loveless, 1991).
Cahaya biru selalu kurang efisien dari
sudut energi dalam fotosintesis dibandingkan dengan cahaya merah, setelah
eksitasi dengan foton biru, elektron dalam klorofil selalu hancur dengan sangat
cepat dengan cara pelepasan bahan ketingkat energy yang lebih rendah tanpa
kehilangan bahan ketika foton merah diserap. Dari tingkat yang lebih rendah
ini, kehilangan bahang tambahan, fluoresensi atau fotosintesis dapat terjadi (Salisbury
dan Ross, 1995).
3.1.2. Penentuan Kadar Klorofil dengan
Spektrofotometer
Tabel 2. Kandungan Klorofil Daun Tanaman Cinamomum burmanii ternaungi dan terpapar.
Sampel
|
p. glomb
|
|
Berat Segar
|
|
Klorofil
|
|
|
645
|
663
|
|
A
|
B
|
total
|
Cinamomun burmanii
|
0,53
|
0,75
|
0,25
|
8,81
|
11,78
|
1,67
|
|
0,48
|
|
0,25
|
0,50
|
8,55
|
1,37
|
|

Dari pengamatan
yang dilakukan, terdapat perbedaan yang yang jelas. Pada
panjang gelombang
663 pada daun yang
ternaungi didapatkan nilai sebesar 0,75 Sedangkan
pada gelombang 645 didapatkan nilai sebesar 0,53. Sedangkan pada gelombang 645 pada daun yang tidak ternaungi
didapatkan nilai sebesar 0,48. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa jumlah klorofil b lebih besar daripada klorofil
a. Hal Ini sesuai dengan pendapat Devlin (1975) yang menyatakan bahwa umumnya
klorofil b lebih banyak daripada klorofil a, hal ini disebabkan karena klorofil
b hanya berfungsi sebagai menyerap energi tanpa digunakan untuk fotosintesis
ataupun energi tersebut tidak diubah lagi. Sedangkan klorofil a berfungsi sebagai
penyerap cahaya dan berperan dalam fotosintesis atau cahaya tersebut diubah
lagi menjadi energyikimia, sehingga klorofil a yang ada pada tanaman jumlahnya
sedikit. Berdasarkan literatur yang dijelaskan oleh Kimball (2000), menyatakan
bahwa spektrum absorbsi terlalu rendah memperkirakan keefektifan panjang
gelombang tertentu dalam menggerakkan fotosintesis.Hal ini disebabkan karena
klorofil a bukanlah satu-satunya pigmen yang penting secara fotosintetik dalam
kloroplas.Hanya klorofil a yang dapat berperan secara langsung dalam reaksi
terang, yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimiawi. Tetapi
pigmen lain dapat menyerap dan mentransfer energinya ke klorofil a, yang
kemudian mengawali reaksi terang. Salah satu pigmen aksesoris ini ialah bentuk
klorofil yang lain, yaitu klorofil b. Klorofil b hampir identik dengan klorofil
a, tetapi perbedaan struktural yang kecil diantara keduanya telah cukup untuk
membuat kedua pigmen tersebut mempunyai spektra absorbsi yang berbeda, sehingga
warnanya pun berbeda. Hal ini
tergantung pada jenis tanaman yang digunakan. Pembentukan klorofil dibawa oleh
suatu gen tertentu dalam kromosom
dimana banyaknya cahaya berpengaruh
pada klorofil. Klorofil ini banyak terdapat pada daun paling tua, muda dan pada
daun yang telah mati atau gugur (Dwijoseputro, 1994).
3.
.1.3 Pemisahan Pigmen
Fotosintesis Metoda Kromatografi Kertas
Tabel 3.
Pigmen Fotosintetik Daun Tanaman Cinamomum
burmanii
Pigmen
|
Jarak tempuh pigmen
|
Jarak tempuh
pelarut
|
RF
|
Klorofil b
|
15 cm
|
13 cm
|
1,15
|
![]() |
Gambar 3. Komatografi kertas
Pada tabel pemisahan
pigmen fotosintesis metoda kromatografi kertas dapat dilihat bahwa daun Cinamomum burmanii ini hanya mempunyai 1 kandungan pigmen klorofil, yaitu klorofil
b. Pada kertas kromatografi akan terlihat warna hijau muda yang menandakan
adanya klorofil b. Klorofil b mempunyai jarak tempuh yang paling jauh. Jarak
yang dtempuh oleh pigmen klorofil ini tergantung dari berat molekul klorofil
tersebut. Jika berat molekulnya rendah atau ringan, maka pigmen fotosintesis
akan terbawa larutan kromatografi lebih jauh. Sebaliknya, jika berat molekul
pigmen besar, maka pigmennya pun akan terbawa lebih dekat.
Berdasarkan
literatur yang dijelaskan oleh Kimball (2000), menyatakan bahwa spektrum
absorbsi terlalu rendah memperkirakan keefektifan panjang gelombang tertentu
dalam menggerakkan fotosintesis.Hal ini disebabkan karena klorofil a bukanlah
satu-satunya pigmen yang penting secara fotosintetik dalam kloroplas.Hanya
klorofil a yang dapat berperan secara langsung dalam reaksi terang, yang
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimiawi. Tetapi pigmen lain
dapat menyerap dan mentransfer energinya ke klorofil a, yang kemudian mengawali
reaksi terang. Salah satu pigmen aksesoris ini ialah bentuk klorofil yang lain,
yaitu klorofil b. Klorofil b hampir identik dengan
klorofil a,
tetapi perbedaan struktural yang kecil diantara keduanya telah cukup untuk
membuat kedua pigmen tersebut mempunyai spektra absorbsi yang berbeda, sehingga
warnanya pun berbeda.
Salisbury
and Ross (1995) menyatakan bahwa dibandingkan dengan spektrum serap karoten dan
klorofil murni, kerja cahaya kuning dan hijau dalam fotosintesis pada tumbuhan
berbiji dan penyerapan kedua panjang gelombang tersebut oleh daun adalah sangat
tinggi, walaupun demikian nampaknya hanya karotenoid dan klorofil saja pigmen
yang menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum kerja lebih tinggi
dari spektrum serap untuk panjang gelombang kuning dan hijau adalah karena
walaupun peluang
gelombang
hijau sangatlah rendah. Selain penyerapan oleh pigmen tersebut in vitro dalam
suatu pelarut organik terjadi pada panjang gelombang lebih pendek dibandingkan
ketika pigmen tadi berada di tilakoid kloroplas. Pada tumbuhan didapatkan
bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis
terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, santofil, karotenoid,
dan B-karoten. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang
berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu.
Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan
juga panjang.
untuk
tiap panjang gelombang ini terserap kecil, panjang gelombang yang terserap
tersebut akan dipantulkan berulang-ulang dari kloroplast ke kloroplast di
jaringan kompleks sel yang berfotosintesa. Dikatakan juga bahwa pantulan dalam
ini tidak terjadi dalam kuvet spektrofotometer yang berisi klorofil
terlarut,sehingga serapan panjang
Hal
ini tergantung pada jenis tanaman yang digunakan. Pembentukan klorofil dibawa
oleh suatu gen tertentu dalam kromosom dimana banyaknya cahaya berpengaruh pada
klorofil. Klorofil ini banyak terdapat pada daun paling tua, muda dan pada daun
yang telah mati atau gugur (Dwijoseputro, 1994).
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan hasil yang didapat dalam
praktikum ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Laju fotosintesis Hydrilla verticilata paling tinggi dan
gelembung udara paling banyak terdapat pada tanaman yang diberi perlakuan
kontrol, kemudian plastik biru, plastik merah dan plastik kuning, dan yang
paling rendah yaitu pada plastik warna hijau yaitu 0,05. 2.Daun Cinamomum burmanii pada
daun yang ternaungi lebih besar dari pada pada daun yang tidak ternaungi. Pada
daun yang ternaungi klorofil totalnya 1,67 g/ml, klorofil a 8,81 g/ml dan
klorofil b 11,78 gr/ml sedangkan pada
daun yang tidak ternaungi diperoleh
klorofil totalnya 1,37 g/ml, klorofil a 0,50 g/ml dan klorofil b 8,55 gr/ml. 3.
RF pigmen klorofil b pada daun Cinamomum burmanii yaitu 1,15 dengan jarak tempuh pigmen 15 cm. Adapun saran untuk
praktikum selanjutnya yaitu praktikan diharapkan membawa bahan praktikum yang
representatif dan sesuai dengan objek
yang dipraktikumkan. Kemudian lakukan pengamatan sesuai dengan
prosedur kerja. Dan telitilah dalam
melakukan pengamatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell.
2003 .Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Devlin, M.R.
1975. Plant Physiology.Rinehart Book
Corporation A Subsidiari of Reinold Inc. New York.
Dwidjoseputro,
D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta : Gramedia.
Hopkins, W. O. 1995. Introduction to Plant Physiology. John
Willey&Sons Inc., New York.
Kimball,
John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Lakitan, B. 1995. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
Daerah Tropik. Jakarta.: Gramedia
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant
Physiology. New Delhi: Mall of India Private Ilmited.
Nurdin,
H. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. Har-Anand Publications Pvt Ltd, New Delhi.
Santoso.
2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.
Tjitrosomo,
S. S. 1990. Botani Umum 2. Bandung:
Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar